3. Faktor Situasional
Selain faktor internal dan eksternal, faktor situasional juga memengaruhi perkembangan sosial-emosional seseorang. Faktor ini berkaitan dengan pengalaman atau peristiwa tertentu dalam kehidupan individu, yang dapat mempercepat atau menghambat perkembangan sosial-emosional, seperti:
a. Trauma atau Pengalaman Negatif
Peristiwa traumatis atau pengalaman negatif, seperti kehilangan orang yang dikasihi, kekerasan, atau penyalahgunaan, dapat memengaruhi cara individu mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang yang mengalami trauma mungkin akan kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat, beradaptasi dengan lingkungan sosial, atau mengelola perasaan mereka.
b. Perubahan Kehidupan Besar
Perubahan besar dalam hidup, seperti pindah ke tempat tinggal baru, peralihan dari sekolah dasar ke sekolah menengah, atau pernikahan, juga bisa memengaruhi perkembangan sosial-emosional. Individu perlu mengadaptasi diri dengan situasi baru ini, yang dapat menguji kemampuan mereka untuk mengelola emosi dan membangun hubungan sosial yang baru.
4. Interaksi antara Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal dan eksternal tidak bekerja secara terpisah, melainkan saling memengaruhi satu sama lain. Misalnya, seorang anak dengan temperamen yang lebih mudah beradaptasi mungkin dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan pola pengasuhan orang tua yang penuh kasih sayang. Sebaliknya, anak yang lebih sensitif mungkin lebih dipengaruhi oleh pengasuhan yang tidak konsisten.
Interaksi antara faktor internal dan eksternal mengacu pada hubungan yang terjadi antara kondisi atau elemen yang ada dalam individu atau organisasi (faktor internal) dengan elemen yang ada di luar individu atau organisasi tersebut (faktor eksternal). Kedua faktor ini saling mempengaruhi dan membentuk hasil dari suatu proses atau situasi.
Faktor internal meliputi elemen-elemen yang ada dalam diri individu atau organisasi, seperti:
-Kepribadian atau karakter individu