Sunasrun menjelaskan jika keluarganya tidak pernah bertegur sapa dengan keluarga Eko selama 15 tahun lamanya. Sehingga, ia pun yakin, saat anaknya dibawa petugas kepolisian tidak terlibat dengan kejahatan yang dilakukan Eko.
"Saya percaya anak saya tidak jahat, YL itu sehari-hari kerjanya nganter rempah-rempah sama jadi kuli bangunan. Pas diamankan itu saya jujur khawatir tapi saya percaya anak saya," kata Sunasrun.
Kini, YL telah menjalani hidup seperti semula. Keluarga pun merasa terganggu dengan pemberitaan di media yang mengatakan jika dimintai uang oleh pihak Satres Narkoba Polrestabes Surabaya untuk membebaskan YL.
"Kami makan untuk besok aja susah. Njenengan bisa lihat rumah kami ini kecil dihuni orang banyak. Kok bisa ngasih 30 juta ke polisi. Kami justru terimakasih, kemarin YL dikasih uang transport untuk pulang ke rumahnya setelah sehari diperiksa. Menurut kami itu polisinya udah baik, sudah tanggung jawab mas," pungkas Sunasrun.
Pantauan, rumah YL memang berada di pelosok gang buntu. Bersebelahan dengan rumah Eko. Rumah keduanya pun bak langit dan bumi. Rumah Eko begitu besar dengan sejumlah kendaraan di dalamnya. Namun, rumah YL cukup kecil. Bahkan, kusen yang digunakan sebagai pintu rumahnya adalah hasil pemberian orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H