Kebahagiaan Sejati dan Batin: Kebahagiaan sejati menurut filosofi ini bukan hanya didapat dari pemenuhan kebutuhan fisik atau materi, tetapi dari kedamaian batin yang berasal dari keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Ini termasuk ketenangan, kepuasan, dan rasa syukur atas kehidupan.
Mengatasi Keinginan dan Penderitaan: Banyak ajaran spiritual, termasuk dalam filsafat Timur seperti Buddhisme, mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati datang ketika kita bisa melepaskan diri dari keinginan yang tak terbatas dan penderitaan yang muncul akibat ketidakseimbangan batin. Pencarian kebahagiaan ini berfokus pada melepaskan keterikatan pada materi dan memahami bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam.
Menghargai Momen dan Kehidupan Sederhana: Filosofi mencari kebahagiaan juga melibatkan kesadaran untuk menikmati momen kehidupan sehari-hari, merasakan kebahagiaan dalam kesederhanaan, dan menghargai apa yang kita miliki saat ini. Hal ini bisa mencakup kesenangan dalam hubungan yang sehat, prestasi pribadi, dan rasa syukur.
Kebahagiaan Melalui Tindakan Positif: Kebahagiaan sering ditemukan melalui tindakan positif seperti memberi, membantu orang lain, atau mengembangkan diri. Banyak filosofi mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak hanya diperoleh dengan menerima, tetapi juga dengan memberi dan berkontribusi pada kesejahteraan orang lain.
Korelasi antara Mencari Manusia dan Mencari Kebahagiaan
Kedua filosofi ini saling terkait, karena pencarian akan makna hidup (mencari manusia) sering kali menjadi dasar untuk mencapai kebahagiaan sejati. Dengan mengenali diri kita lebih dalam dan memahami siapa kita sebagai manusia, kita bisa hidup dengan lebih bermakna dan dengan tujuan yang jelas.Â
Sebaliknya, pencarian kebahagiaan sejati akan memperdalam pemahaman kita tentang manusia, karena kebahagiaan tidak hanya datang dari pemenuhan ego atau kepuasan pribadi, tetapi juga dari pemahaman dan penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesadaran Diri dan Kebahagiaan: Proses mencari manusia akan membantu seseorang menemukan kebahagiaan yang lebih otentik dan mendalam. Misalnya, ketika seseorang memahami bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri, ia dapat melepaskan harapan-harapan eksternal yang tidak realistis dan lebih fokus pada pengelolaan emosi dan pikiran.
Mencapai Harmoni: Dalam pencarian manusia, kita belajar untuk hidup dalam harmoni dengan diri sendiri, orang lain, dan alam semesta, yang secara langsung berhubungan dengan pencapaian kebahagiaan. Ketika kita hidup sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati, kebahagiaan akan mengikuti sebagai hasil dari hidup yang penuh makna dan harmoni.
Kaitan antara Kebatinan dengan Perilaku Moral dan Etika dalam Masyarakat
Kebatinan yang diajarkan oleh Ki Ageng sangat berkaitan erat dengan perilaku moral dan etika dalam masyarakat. Mengendalikan batin untuk tidak terjerumus pada godaan duniawi yang bersifat sementara merupakan langkah awal dalam membangun etika yang baik. Dalam masyarakat yang terjebak dalam praktik korupsi, ajaran kebatinan Ki Ageng menjadi pedoman penting untuk kembali pada jalan yang benar, dengan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya integritas dan kejujuran dalam setiap tindakan.