Mohon tunggu...
Silpiah
Silpiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43223110028 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz 5 - Model Etika Komunikasi Lasswell, Buber, dan Sosrokartono

8 Oktober 2024   20:53 Diperbarui: 8 Oktober 2024   21:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catur Murti juga memiliki relevansi spiritual, di mana komunikasi yang benar mencerminkan kejujuran dan kedalaman moral seseorang. Dalam banyak tradisi spiritual, seperti agama Hindu, Buddha, atau Islam, kejujuran dalam perkataan dan tindakan adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan seimbang.

Untuk melengkapi penjelasan sebelumnya, penting juga memahami bagaimana ketiga model komunikasi ini dapat diterapkan dalam konteks modern, terutama dengan berkembangnya teknologi dan media sosial. Dalam era digital, model komunikasi Harold Lasswell dapat diterapkan untuk menganalisis bagaimana informasi disebarkan melalui platform-platform seperti Twitter, Instagram, dan YouTube. Aspek "Channel" menjadi sangat penting, karena setiap media memiliki karakteristik dan audiens yang berbeda, yang memengaruhi cara pesan diterima dan dampak yang dihasilkan.

Pada saat yang sama, model Martin Buber menjadi semakin relevan dalam hubungan digital, di mana hubungan antarpribadi seringkali terdistorsi oleh interaksi online yang bersifat "I-It". Untuk menjaga kualitas komunikasi, kita harus berusaha membangun hubungan "I-Thou" meskipun berkomunikasi secara virtual, dengan tetap menghargai dan menghormati orang lain sebagai individu.

Model Catur Murti dari Sosrokartono juga sangat relevan dalam era digital. Di tengah maraknya penyebaran informasi yang salah atau hoaks, kita dituntut untuk berkomunikasi dengan integritas---dengan pikiran, perasaan, perkataan, dan tindakan yang benar---demi menjaga keharmonisan sosial dan kebenaran.

Kesimpulan

Ketiga model komunikasi ini memberikan pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi dalam memahami proses komunikasi dan etika yang terlibat di dalamnya.

1. Model Lasswell memberikan kerangka analisis yang jelas untuk memahami siapa, apa, saluran, siapa penerima, dan dampak dari komunikasi.

2. Model Buber menekankan pentingnya hubungan yang autentik dan etika dalam komunikasi antarpribadi, mendorong kita untuk berkomunikasi dengan empati dan kehadiran penuh.

3. Model Sosrokartono memperlihatkan pentingnya konteks sosial dan budaya dalam berkomunikasi, sehingga kita dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dalam masyarakat yang beragam.

Dengan memahami dan menerapkan ketiga model ini, kita dapat meningkatkan kualitas komunikasi kita, baik dalam konteks pribadi maupun profesional, serta menciptakan hubungan yang lebih bermakna dan produktif.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun