Rasionalitas praktis sangat bergantung pada kemampuan untuk memahami konteks dan situasi spesifik yang dihadapi. Sarjana perlu melatih diri untuk tidak hanya memfokuskan pada aspek teoretis dari suatu masalah, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual, seperti budaya organisasi, dinamika tim, dan keterbatasan sumber daya. Semakin mampu seorang sarjana menyesuaikan pendekatannya berdasarkan situasi, semakin efektif mereka dalam menerapkan rasionalitas nilai praktis. Dalam hal ini, pengalaman kerja, magang, atau keterlibatan dalam proyek-proyek komunitas dapat memberikan wawasan yang sangat penting tentang bagaimana memahami konteks dunia nyata.
- Belajar dari Pengalaman Praktis
Pengalaman adalah guru terbaik dalam mengembangkan practical value rationality. Sarjana dapat belajar banyak dari pengalaman kerja atau proyek nyata, baik itu dalam kegiatan magang, proyek penelitian, atau kerja sama dengan industri. Dalam proses ini, mereka akan terbiasa menghadapi masalah-masalah praktis yang membutuhkan keputusan yang cepat dan tepat. Selain itu, evaluasi dan refleksi dari hasil-hasil tindakan yang telah diambil juga membantu sarjana memahami apa yang berhasil dan apa yang tidak, sehingga mereka dapat memperbaiki cara berpikir dan bertindak di masa depan.
- Membangun Jaringan dan Kolaborasi
Sarjana dapat mengembangkan practical value rationality dengan berkolaborasi dan membangun jaringan dengan profesional lain. Dalam dunia kerja, banyak keputusan penting yang dibuat melalui diskusi dan kolaborasi dengan tim atau kolega. Dengan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, sarjana dapat memperkaya perspektif mereka tentang bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan masalah praktis. Kolaborasi juga memungkinkan sarjana untuk mempelajari cara-cara baru dalam mengatasi tantangan, serta memahami pendekatan yang lebih pragmatis yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penjelasan di atas adalah bahwa practical value rationality atau rasionalitas nilai praktis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi sarjana untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia kerja. Practical value rationality memungkinkan sarjana untuk membuat keputusan yang efisien dan efektif berdasarkan nilai-nilai praktis dan kontekstual, bukan hanya berdasarkan teori atau prinsip moral abstrak.
Sarjana membutuhkan practical value rationality untuk dapat beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan profesional, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta memecahkan masalah secara pragmatis dan inovatif. Penguasaan kemampuan ini juga membantu mereka menjembatani kesenjangan antara idealisme akademik dan realitas dunia nyata, sehingga mereka mampu mengambil keputusan yang relevan dan aplikatif dalam berbagai situasi.
Untuk mengembangkan kemampuan practical value rationality, sarjana harus melatih problem solving, berpikir pragmatis, mengasah manajemen waktu dan sumber daya, memahami konteks situasi, belajar dari pengalaman praktis, serta membangun kolaborasi dan jaringan dengan profesional lain. Dengan demikian, mereka dapat menjadi individu yang tidak hanya kuat secara akademis, tetapi juga efektif dalam menerapkan pengetahuan mereka dalam dunia nyata.
Daftar Pustaka :
Weber, M. (2002). Sosiologi Agama: Tipologi Rasionalitas. Jakarta: Prenada Media.
Suryadi, K. (2010). Keputusan dan Kebijakan Publik: Teori dan Aplikasinya dalam Pembangunan Ekonomi. Bandung: Alfabeta.
Suseno, F. M. (1999). Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia.
Ginting, S. (2017). Pragmatik dalam Keputusan Bisnis: Perspektif Teori Rasionalitas Praktis. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Indonesia, 5(2), 121-135.