Mohon tunggu...
Silpiah
Silpiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43223110028 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quis 3 - Menjadi Sarjana dan Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality

24 September 2024   14:56 Diperbarui: 24 September 2024   15:09 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Dosen Prof Apollo

Menjadi Sarjana dan Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality

Dalam dunia akademik, gelar sarjana sering kali dianggap sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Gelar ini bukan hanya sebagai simbol kelulusan dari jenjang pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai bukti bahwa seseorang telah mencapai tingkat pemahaman tertentu dalam disiplin ilmu yang dipelajari. Namun, banyak yang berpendapat bahaw yang memiliki gelar akademik saja tidak cukup. Dalam menghadapi tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menerapkan practical rationality sangatlah penting. Artikel ini akan mengeksplorasi mengapa sarjana membutuhkan keterampilan ini dan bagaiman sarjana bisa mengembangkan kemamppuan practical value rationality.

What

Definisi Practical Value Rationality

Practical Value Rationality atau rasionalits nilai praktis adalah konsep yang mengacu pada tindakan atau keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai yang dipandang sebagai bermanfaat dalam kehidupan seahari-hari dan bukan sekedar pada nilai-nilai etis atau moral yang abstrak. Dalam pendekatan ini, nilai rasionalitas seseorang dinilai dari seberapa baik tindakan mereka dapat mencapai tujuan-tujuan praktis yang diinginkan, bukan hanya dari kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral atau ideologi tertentu.

Max Weber, seorang sosiologi Jerman yang terkenal, mengkalsifikasikan rasionalitas menjadi empat tipe, salah satunya adalah rasionalitas instrumental (di mana practical value rationality dapat ditempatkan di dalamnya). Menurut Weber, rasionalitas instrumental berkaitan dengna pemilihan sarana yang paling efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks ini, seseorang tidak hanya mempertimbangkan nilai moral atau etis, tetapi lebih kepada bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan secara efektif dan efisien dalam mencapai hasil yang diinginkan. Dalam rasionalitas nilai praktis, penekanan diberikan pada utilitas, efisiensi, dan hasil yang dapat diukur dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik Practical Value Rationality

  • Pragmatisme dalam Keputusan

Orang yang bertindak berdasarkan rasionalitas nilai praktis sering kali lebih pragmatis dalam membuat keputusan. Mereka lebih fokus pada apa yang berfungsi secara efektif dalam situasi konkret, daripada memikirkan nilai-nilai ideal atau doktrin moral yang mungkin tidak selalu relevan dengan situasi yang dihadapi. Mereka melihat hasil yang praktis sebagai ukuran keberhasilan, bukan kepatuhan pada aturan atau norma moral tertentu.

  • Keterkaitan dengan Efisiensi

Efisiensi menjadi fokus utama dalam rasionalitas ini. Tindakan dinilai berdasarkan seberapa efisien mereka dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Ini berbeda dengan rasionalitas nilai substantif, di mana tindakan dinilai berdasarkan seberapa baik mereka mencerminkan atau sesuai dengan nilai-nilai etis atau moral yang lebih tinggi. Dalam konteks practical value rationality, orang memilih tindakan yang paling cepat, murah, dan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan.

  • Kontekstual

Rasionalitas ini sangat tergantung pada konteks dan situasi spesifik. Tindakan yang rasional dalam satu konteks mungkin tidak rasional dalam konteks lain, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, dalam konteks bisnis, seorang manajer mungkin memilih strategi yang paling menguntungkan secara finansial, meskipun strategi tersebut mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai moral tertentu.

  • Kepentingan Hasil yang Dapat Diukur

Practical value rationality menekankan pentingnya hasil yang dapat diukur secara konkret. Ini berarti bahwa tindakan yang rasional adalah tindakan yang dapat menghasilkan keuntungan atau pencapaian yang nyata, seperti peningkatan keuntungan, efisiensi operasional, atau kemudahan dalam mencapai tujuan tertentu. Hal ini sejalan dengan pendekatan pragmatis yang menilai segala sesuatu berdasarkan manfaat praktisnya.

Why

Pentingnya Practical Value Rationality Bagi Sarjana

Sarjana, sebagai individu yang telah menempuh pendidikan tinggi dan menguasai pengetahuan dalam bidang tertentu, menghadapi tantangan yang kompleks di dunia nyata, baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi. Dunia akademik memberikan sarjana kemampuan berpikir kritis, pemahaman mendalam terhadap teori, serta keterampilan analitis yang kuat. Namun, keberhasilan di dunia kerja dan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh teori, melainkan juga oleh kemampuan menerapkan pengetahuan secara praktis dan efektif dalam kehidupan sehari-hari. Di sinilah pentingnya practical value rationality atau rasionalitas nilai praktis bagi sarjana.

Sarjan membutuhkan practical value rasionality karena alasan-alasan berikut :

  • Mempercepat Adaptasi dalam Dunia Kerja

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh sarjana setelah menyelesaikan pendidikan adalah beradaptasi dengan dunia kerja yang menuntut keterampilan praktis dan keputusan cepat. Sementara pendidikan formal cenderung berfokus pada aspek teoritis, dunia kerja membutuhkan pendekatan yang lebih pragmatis. Praktical value rationality memungkinkan sarjana untuk lebih cepat beradaptasi dengan situasi-situasi baru yang menuntut hasil nyata, seperti menyelesaikan proyek tepat waktu, membuat keputusan berdasarkan data yang tersedia, dan memilih strategi yang paling efektif untuk mencapai tujuan perusahaan.

  • Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

Sarjana yang memahami dan menerapkan rasionalitas nilai praktis dapat bekerja dengan lebih efisien. Dalam pekerjaan, seringkali terdapat berbagai metode untuk mencapai satu tujuan, namun sarjana yang pragmatis akan memilih metode yang paling efisien, meminimalkan sumber daya dan waktu yang dibutuhkan. Misalnya, dalam manajemen proyek, sarjana yang menerapkan practical value rationality akan memilih pendekatan yang tidak hanya efektif dalam hasil tetapi juga efisien dari segi biaya dan waktu. Dengan demikian, sarjana yang memiliki pemahaman kuat tentang rasionalitas ini akan lebih dihargai di dunia kerja karena mampu memberikan solusi yang tepat dengan biaya dan waktu yang minimal.

  • Menyelesaikan Masalah Secara Efektif

Dalam dunia profesional, sarjana dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah yang menuntut penyelesaian cepat dan tepat. Practical value rationality memungkinkan mereka untuk tidak terjebak dalam kerumitan teoretis atau idealisme yang tidak relevan dengan situasi. Sebaliknya, mereka dapat memfokuskan diri pada hasil yang diinginkan dan memilih solusi yang paling sesuai dengan kondisi nyata. Misalnya, seorang insinyur yang harus memperbaiki masalah teknis tidak hanya akan memikirkan solusi yang paling sempurna dari segi teori, tetapi juga mempertimbangkan bagaimana solusi tersebut dapat diimplementasikan dengan cepat dan efektif.

  • Mendorong Inovasi dan Kewirausahaan

Dalam konteks inovasi dan kewirausahaan, practical value rationality sangat penting karena menuntut sarjana untuk berpikir di luar batasan teori dan menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah atau menciptakan peluang. Pengusaha sukses sering kali adalah mereka yang mampu melihat peluang yang tidak terlihat oleh orang lain dan menerapkan solusi yang praktis dan efisien. Dengan pemahaman tentang rasionalitas nilai praktis, sarjana dapat lebih berani untuk mencoba hal-hal baru, mengambil risiko yang terukur, dan berinovasi dalam bidang mereka.

  • Mengurangi Konflik antara Idealisme dan Realitas

Salah satu tantangan terbesar bagi sarjana adalah mempertahankan idealisme yang diperoleh selama studi dengan realitas dunia nyata yang sering kali jauh dari ideal. Rasionalitas nilai praktis membantu menjembatani kesenjangan ini, dengan memungkinkan sarjana untuk tetap memegang prinsip-prinsip mereka, tetapi juga fleksibel dalam menyesuaikan tindakan dengan situasi konkret. Dengan demikian, sarjana tidak menjadi terlalu kaku dalam menjalankan idealismenya, tetapi tetap fokus pada hasil praktis yang diinginkan tanpa kehilangan integritas pribadi.

Practical value rationality menjadi keterampilan yang sangat penting bagi sarjana dalam menghadapi dunia nyata. Ini memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan teoretis mereka dalam situasi yang nyata, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta memecahkan masalah secara cepat dan tepat. Lebih dari itu, rasionalitas ini juga membantu sarjana berinovasi dan mengambil keputusan yang lebih pragmatis, sambil tetap menjaga keseimbangan antara idealisme dan realitas.

How

Sarjana dapat Mengembangkan Kemampuan Practical Value Rationality dengan Cara sebagai berikut :

  • Meningkatkan Kemampuan Problem Solving

Salah satu cara paling efektif bagi sarjana untuk mengembangkan practical value rationality adalah dengan terus berlatih menyelesaikan masalah. Kemampuan problem solving adalah inti dari rasionalitas nilai praktis. Sarjana dapat memulainya dengan mencari masalah-masalah nyata di tempat kerja atau dalam kehidupan sehari-hari yang membutuhkan solusi. Proses ini akan mendorong mereka untuk memikirkan cara-cara yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, seorang sarjana ekonomi yang bekerja di perusahaan dapat berlatih mencari cara-cara inovatif untuk menghemat biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas produk.

  • Berpikir Pragmatis

Sarjana perlu belajar untuk bersikap pragmatis dalam pengambilan keputusan. Sikap pragmatis adalah salah satu kunci dalam rasionalitas nilai praktis karena memungkinkan seseorang untuk fokus pada hasil yang dapat diukur. Untuk melatih kemampuan ini, sarjana dapat mulai dengan mengidentifikasi tujuan-tujuan spesifik yang ingin dicapai dan menentukan metode yang paling efisien untuk mencapainya. Dalam dunia bisnis, misalnya, keputusan untuk memilih metode pemasaran yang lebih murah namun efektif adalah bentuk penerapan pemikiran pragmatis.

  • Mengasah Kemampuan Manajemen Waktu dan Sumber Daya

Salah satu aspek penting dari practical value rationality adalah efisiensi, yang melibatkan manajemen waktu dan sumber daya dengan baik. Sarjana dapat mengembangkan keterampilan ini dengan terus melatih diri untuk menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang ditentukan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal. Dalam konteks kerja, misalnya, manajemen proyek sering kali mengharuskan penggunaan anggaran dan waktu yang terbatas untuk menghasilkan hasil maksimal. Dengan latihan yang berkelanjutan, sarjana akan lebih peka dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien.

  • Memahami Konteks dan Situasi

Rasionalitas praktis sangat bergantung pada kemampuan untuk memahami konteks dan situasi spesifik yang dihadapi. Sarjana perlu melatih diri untuk tidak hanya memfokuskan pada aspek teoretis dari suatu masalah, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual, seperti budaya organisasi, dinamika tim, dan keterbatasan sumber daya. Semakin mampu seorang sarjana menyesuaikan pendekatannya berdasarkan situasi, semakin efektif mereka dalam menerapkan rasionalitas nilai praktis. Dalam hal ini, pengalaman kerja, magang, atau keterlibatan dalam proyek-proyek komunitas dapat memberikan wawasan yang sangat penting tentang bagaimana memahami konteks dunia nyata.

  • Belajar dari Pengalaman Praktis

Pengalaman adalah guru terbaik dalam mengembangkan practical value rationality. Sarjana dapat belajar banyak dari pengalaman kerja atau proyek nyata, baik itu dalam kegiatan magang, proyek penelitian, atau kerja sama dengan industri. Dalam proses ini, mereka akan terbiasa menghadapi masalah-masalah praktis yang membutuhkan keputusan yang cepat dan tepat. Selain itu, evaluasi dan refleksi dari hasil-hasil tindakan yang telah diambil juga membantu sarjana memahami apa yang berhasil dan apa yang tidak, sehingga mereka dapat memperbaiki cara berpikir dan bertindak di masa depan.

  • Membangun Jaringan dan Kolaborasi

Sarjana dapat mengembangkan practical value rationality dengan berkolaborasi dan membangun jaringan dengan profesional lain. Dalam dunia kerja, banyak keputusan penting yang dibuat melalui diskusi dan kolaborasi dengan tim atau kolega. Dengan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, sarjana dapat memperkaya perspektif mereka tentang bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan masalah praktis. Kolaborasi juga memungkinkan sarjana untuk mempelajari cara-cara baru dalam mengatasi tantangan, serta memahami pendekatan yang lebih pragmatis yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penjelasan di atas adalah bahwa practical value rationality atau rasionalitas nilai praktis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi sarjana untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia kerja. Practical value rationality memungkinkan sarjana untuk membuat keputusan yang efisien dan efektif berdasarkan nilai-nilai praktis dan kontekstual, bukan hanya berdasarkan teori atau prinsip moral abstrak.

Sarjana membutuhkan practical value rationality untuk dapat beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan profesional, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta memecahkan masalah secara pragmatis dan inovatif. Penguasaan kemampuan ini juga membantu mereka menjembatani kesenjangan antara idealisme akademik dan realitas dunia nyata, sehingga mereka mampu mengambil keputusan yang relevan dan aplikatif dalam berbagai situasi.

Untuk mengembangkan kemampuan practical value rationality, sarjana harus melatih problem solving, berpikir pragmatis, mengasah manajemen waktu dan sumber daya, memahami konteks situasi, belajar dari pengalaman praktis, serta membangun kolaborasi dan jaringan dengan profesional lain. Dengan demikian, mereka dapat menjadi individu yang tidak hanya kuat secara akademis, tetapi juga efektif dalam menerapkan pengetahuan mereka dalam dunia nyata.

Daftar Pustaka :

Weber, M. (2002). Sosiologi Agama: Tipologi Rasionalitas. Jakarta: Prenada Media.

Suryadi, K. (2010). Keputusan dan Kebijakan Publik: Teori dan Aplikasinya dalam Pembangunan Ekonomi. Bandung: Alfabeta.

Suseno, F. M. (1999). Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia.

Ginting, S. (2017). Pragmatik dalam Keputusan Bisnis: Perspektif Teori Rasionalitas Praktis. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Indonesia, 5(2), 121-135.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun