Teori Behaviorisme (B.F. Skinner dan John Watson)
Behaviorisme memandang kepribadian sebagai hasil dari proses belajar melalui penguatan dan hukuman. Menurut teori ini, individu tidak memiliki sifat atau karakter bawaan, tetapi perilaku mereka dibentuk oleh interaksi dengan lingkungan melalui pengalaman yang dipelajari. Pendekatan ini lebih fokus pada perilaku yang dapat diamati dan mengabaikan faktor-faktor internal seperti perasaan dan pikiran.
Teori Humanistik (Abraham Maslow dan Carl Rogers)
Teori humanistik melihat kepribadian dalam konteks perkembangan potensi individu. Abraham Maslow mengembangkan teori hierarki kebutuhan, yang menyatakan bahwa individu harus memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu sebelum mencapai aktualisasi diri, yaitu puncak dari pengembangan potensi manusia. Carl Rogers menekankan pentingnya penerimaan tanpa syarat dan perasaan diterima oleh orang lain dalam pembentukan konsep diri yang sehat.
Teori Sifat (Gordon Allport dan Hans Eysenck)
Teori sifat berfokus pada pengukuran sifat-sifat pribadi yang dapat diidentifikasi dan diukur, seperti ekstroversi, neurotisisme, dan keterbukaan terhadap pengalaman. Model lima faktor (Big Five) yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae adalah contoh penting dari teori sifat yang mengidentifikasi lima dimensi utama kepribadian: neurotisisme, ekstroversi, keterbukaan terhadap pengalaman, kesesuaian, dan keteraturan.
Teori Biologis
Pendekatan biologis dalam psikologi kepribadian berfokus pada pengaruh faktor genetik, neurologis, dan biologis lainnya terhadap kepribadian. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa aspek kepribadian, seperti kecenderungan untuk lebih ekstrovert atau introvert, dapat dipengaruhi oleh struktur otak dan neurotransmiter.
3. Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Kehidupan Sehari-hari
Pemahaman tentang psikologi kepribadian tidak hanya bermanfaat dalam konteks akademik, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari:
Dalam Hubungan Interpersonal