Mohon tunggu...
Silfia Salsabila
Silfia Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Fungsionalistik, Belajar dari Pengalaman untuk Tidak Membenci Kegagalan

30 September 2022   20:17 Diperbarui: 30 September 2022   20:24 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam psikologi perkembangan dikenal teori fungsionalistik. Teori fungsionalistik merupakan sebuah teori belajar yang menekankan pada stimulasi dan refleks. Tokoh dari teori fungsionalistik adalah Thorndike dan Skiner. 

Dalam teori ini hasil dari belajar lebih ditekankan kepada perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.  Dimana biasanya tingkah laku manusia dipengaruhi oleh hal-hal yang biasa dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi pola kebiasaan dan terbawa terus terhadap perilakunya di dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut teori yang dipelopori oleh Thorndike dan Skiner ini, barang siapa yang menguasai stimulus dan respon sebanyak-banyaknya maka dia dikategorikan sebagai orang yang pandai dan berhasil didalam belajarnya. Selain itu perlu diingat bahwasannya pembentukan antara stimulus dan respon tentunya harus dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang. 

Berbicara mengenai stimulus dan respon, stimulus adalah apa saja yang dapat merangsang terjadinya belajar, baik itu pikiran atau perasaan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan indra manusia. Sedangkan respon sendiri yaitu reaksi dari stimulus yang diberikan, dapat berupa pikiran atau perasaan dan juga gerak atau tindakan.

Dilain sisi, hubungan antara stimulu dan respon ini juga dapat terjadi melalui interaksi yang terjadi di dalam lingkungan. Bahwasannya terkadang karena berada di dalam suatu lingkungan maka kita secara tidak langsung terbawa untuk mengamati lingkungan tersebut dan kemudian secara alami diri kita menyesuaikan tingkah laku kita dengan lingkungan tersebut. Maka dari situ dapat terlihat bahwa lingkungan mempengaruhi perubahan tingkah laku seseorang.

Sedangkan secara psikologis, seluruh perilaku manusia, kepribadian dan temperamen ditentukan oleh pengalaman inderawi atau sensory experience. Dimana pikiran dan perasaan adalah hasil dari perilaku dimasa lalu. Sehingga asumsi bahwasannya pengalaman adalah yang paling berpengaruh terhadap pembentukan perilaku.

Semakin sering suatu tingkah laku dilatih maka asosiasinya semakin kuat. Seperti halnya dengan hukum dari hubungan antara stimulus dan respon itu sendiri cenderung diperkuat bila hal tersebut menyenangkan dan cenderung melemah bila hal tersebut tidak memuaskan. 

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwasannya perilaku dari manusia didorong oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan, karena pada dasarnya manusia menyukai hal-hal yang membuat kalbunya bahagia.

Fungsi pikiran sendiri adalah untuk menjiplak struktur dari pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis serta dipilah, sehingga hasil dari proses berpikir ditentukan oleh bagaimana karakteristik struktur pengetahuan yang diberikan atau didapatkan. 

Sedangkan ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan dalam belajar dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas untuk diberikan hadiah. 

Akibat dari kedua hal tersebut adalah timbulnya dogma yang mengakar bahwasannya jikalau nilai atau hasil dari belajar atau evaluasinya jelek, maka masa depannya pun dianggap suram atau gagal, dan harus dihukum. Padahal kita tidak ada yang tau bagaimana masa depan. Bisa saja karena belajar dari pengalaman pada akhirnya bisa mencapai kejayaan.

Sebgaiimana dikatakan bahwa dalam teori fungsionalistik, belajar dilakukan dari trial and error. Belajar dari percobaan dan kegagalan yang dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dari hal tersebut kita dapat melihat bahwasannya untuk mencapai keberhasilan diperlukan adanya banyak sekali percobaan dan kegagalan. Serta dari kegagalan-kegagalan yang pernah kita alami tersebut, kita dapat belajar dan menemukan cara terbaik untuk mencapai keberhasilan.

Seperti halnya dalam Islam, bahwasannya selalu ada hikmah dari setiap kejadian bagi orang-orang yang mau berpikir. Artinya selalu  ada hikmah atau manfaat dari setiap kejadian atau masalah, jika kita mau merenungi dan berfikir hal-hal apa saja yang bisa pelajari dari hal tersebut. 

Apa pembelajaran yang bisa kita ambil untuk kedepannya. Dari hal tersebut secara tidak langsung berarti kita telah belajar dari pengalaman. Dan bahwasannya pengalaman adalah guru terbaik kita, karena darinya kita bisa belajar dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.

Kita sebaiknya tidak terlalu membenci kegegalan, karena kegagalan membawa diri kita menjadi pribadi yang sekokoh sekarang. Bahkan mungkin jika kita tak pernah mengalami kegagalan, belum tentu kita berada di titik kehidupan kita yang sekarang. 

Maka dari itu, anggaplah bahwasannya kegagalan itu sebagai pelajaran dalam kehidupan untuk menuju ke puncak tangga kesuksesan. Karena tidak ada sebuah kesuksesan yang digapai tanpa sebuah usaha dan kerja keras. 

Semua butuh sebuah perjuangan dan yang pastinya akan menemui sebuah kegagalan terlebih dahulu. Orang yang pandai adalah orang yang akan selalu mau belajar dari setiap kesalahan, baik itu kesalahan dirinya sendiri atau pun kesalahan yang diperbuat oleh orang lain. Dan ingatlah bahwasannya di balik dari kegagalan terdapat takdir lain yang lebih baik yang telah menanti kita di kemudian hari.

Referensi :

Teori Belajar dan Pembelajaran oleh Omon Abdurahman, Radif Khotamir Rusli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun