Pemandangan langka yang mungkin jarang terlihat adalah saat para pengantar pasien disuruh untuk membasuh telapak kaki calon pasien. Selain juga membasuh muka dengan kain lap yang telah dicelupkan ke dalama air bersih. Perasaan canggung jelas terlihat dirona muka mereka saat mengikuti saran relawan Tzu Chi. Mungkin mereka atau bahkan kita juga jarang atau belum pernah melakukan kegiatan yang terlihat sepele itu. Relawan menjelaskan kepada mereka bahwa setiap orang, setiap orang tua sudah seharusnya dihormati. Setelah diterangan dengan lembut oleh para relawan mereka tidak lagi terlihat canggung saat membantu membersihkan telapak kaki dan membasuh muka yang kadang itu orangtua mereka sendiri atau saudaranya. Sedangkan pasien yang datang sendiri, relawan TzuChi dengan telaten dan bersungguh hati juga melakukan hal yang sama. Sungguh pemandangan yang tidak hanya indah tapi menginspirasi. Saat menunggu giliran dioperasi, ketika saat jam makan siang relawan menyiapkan nasi kotak untuk dibagikan pada pasien dan pengantarnya.
[caption id="attachment_322285" align="aligncenter" width="590" caption="Pasien yang datang sendiri dilayani dengan sepenuh hati oleh relawan Tzu Ci sama dengan yang lainnya."]
Pasien lain Clara (72 tahun) pensiunan pegawai dinas kesehatan yang selama hidupnya bermukim di Jayapura juga baru kali ini mengalami ada baksos seperti yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Clara juga tidak tahu tentang yayasan ini. Sebagai seorang umat gereja yang religius ketika ditanya, kenapa Mama percaya dengan kegiatan ini? Ia menjawab, “Ini adalah pengobatan Tuhan. Tangan-tangan Tuhan tengah bekerja untuk membantu sesamanya yang tengah membutuhkan pertolongan. Jadi saya percaya dengan kegiatan ini. Apalagi bekerja sama dengan Kepolisian. Hal ini menambah keyakinan, karena merasa ada jaminan keamanan juga, “tambahnya.
[caption id="attachment_322281" align="aligncenter" width="590" caption="Sebelum memasuki ruang dioperasi, membasuh kaki sesuatu yang jarang dilakukan. Tetapi relawan Tzu Chi memberitahu makna dibalik itu."]
Pasien yang ditangani selama baksos dari 21-22 Maret 2013 di RS Bhayangkara, Abepura, Jayapura ada 294 pasien. Tim medis dan relawan berjumlah 407 orang. Seperti dikutip dari perkataan Master Cheng Yen pendiri Yayasan Budha Tzu Chi dalam salah satu ceramahnya mengatakan, “Asalkan ada kesungguhan hati maka tidak ada yang sulit di dunia. Meski kita telah membangkitkan tekad, usaha satu orang saja tidaklah cukup. Kita membutuhkan kerja sama banyak orang yang memiliki satu tekad yang sama. Jika banyak orang dapat menyatukan hati, maka satu tangan bergerak, ribuang tangan akan ikut terulur dan bekerja sama dengan harmonis. Jika sebuah misi dapat diemban bersama, maka tiada beban yang terlalu berat untuk dipikul. Asalkan setiap orang dapat bersatu hati, maka kekuatan akan menjadi besar. Inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat kita.”
[caption id="attachment_322724" align="aligncenter" width="691" caption="Kesembuhan yang diharapkan seolah menghapus awan mendung tak kala mata tidak bisa melihat dengan sempurna karena katarak."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H