Mohon tunggu...
Siko Dian Sigit Wiyanto
Siko Dian Sigit Wiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Fungsional Pranata Humas Ahli Muda

Praktisi Humas Pemerintah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Meramu Channel Komunikasi dengan Biaya Terbatas

27 Desember 2019   09:56 Diperbarui: 1 Januari 2023   22:12 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu tidak bisa dibuat sering karena terkendala anggaran. Membuat video animasi yang biasanya tidak murah dapat dibuat dengan biaya rendah. Video edukasi tidak harus dengan full animasi, video edukasi bisa berupa ceramah pendek dengan ilustrasi animasi untuk menggantikan papan tulis.

Bahkan penggunaan vlog (video blog) pun diyakini sangat efektif. Terbukti banyak selebgram terkenal dari vlog-vlog yang dbuatnya bukan dari video animasi.

Famplet digital yang sekarang menjadi tren adalah penggunaan infografis. Infografis sebenarnya bukan hal yang baru, seperti yang ditulis oleh tempo.co, infografis diinisiasi oleh Peter Sullivan, desainer grafis yang bekerja di surat kabar The Sunday Times, yang pada 1970-an rajin membuat infografis untuk lebih memudahkan pembaca koran itu.

Infografis menjadi sangat powerfull ketika digabungkan dengan instant messanger seperti whatsapp Group dan BBM Group. Kita seringkali mendapatkan konten berupa infografis entah dari sumber ke berapa.

Kecenderungan orang untuk sharing materi yang dianggapnya menarik, sangat membantu cakupan publikasi. Infografis sangat cocok untuk memberikan informasi mengenai dua hal, pertama adalah data berupa angka dan prosedur. Pastikan kombinasi warna (theme) yang dipilih menarik.

Kegiatan edukasi publik pun dapat dikemas dalam bentuk film pendek. Sudah meluasnya coverage jaringan pita lebar seperti HSDPA+ dan LTE membuat tayangan pada youtube misalanya tidak lagi putus-putus.

Bahkan jangan kaget, per 24 Mei 2016, youtube.com menduduki peringkat pertama dunia versi alexa.com mengalahkan facebook.com (peringkat 2) dan baidu.com (peringkat 3). Kegiatan edukasi publik bukan hanya kegiatan komunikasi below the line, tapi juga penyampaikan informasi melalui sosial media atau bahkan media mainstream. 

Kegiatan komunikasi below the line merupakan kegiatan komunikasi langung kepada audience. Melakukan edukasi publik melalui media mainstream tidak terlalu direkomendasikan kecuali pihak media cetak menyediakan space atau media televisi menyediakan slot kosong. Jika konten materinya menarik, bukan tidak mungkin anda mendapatkan Cuma-Cuma dari media. Content is king, media is queen.

Siko Dian Sigit Wiyanto
Pranata Humas Ahli Pertama
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Wakil Ketua I Ikatan Pranata Humas (Iprahumas)
*) Tulisan ini adalah tulisan pribadi dan tidak merepresentasikan tempat penulis bekerja.Technology photo created by syifa5610 - www.freepik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun