Penasaran kan bagaimana keadaan di dalam guanya sendiri?
Oh iya, masuk ke lokasi ini Anda tidak akan dikenakan biaya apapun. Jadi bagi Anda pecinta gratisan dan pecinta wisata sejarah, jangan lupa masukin situs ini ke dalam bucket list destinasi wisata Anda.
Selesai dari pos pejagaan, saya bergegas menuju pintu masuk gua. Rupaya saya masih kepagian, alhasil pintu masuk masih dalam keadaan tertutup. Saya pun harus bersabar menunggu selama kurang lebih 15 menit.
Baca juga:Â Ternyata Begini Sungai Yordan, Sungai Tempat Yesus Dibaptis
Di dalam gua saya mendapati dua tempat yang berbentuk seperti makam atau kuburan yang diletakkan mayat di dalamnya. Sedangkan, di sisi pojok sebelah kirinya ditutupi kaca cukup riben namun masih dapat dilihat bagian dalamnya dengan menggunakan bantuan cahaya senter.
Tebak, apakah yang terdapat di dalamnya? Ternyata di dalamnya terdapat tulang belulang manusia. Menurut petugas sekaligus penjaga gua, tulang tersebut merupakan kumpulan tulang dari ketujuh pemuda yang tertidur selama 300 tahun lamanya. Apakah benar itu tulang mereka? Hanya Tuhan yang tahu kebenarannya.
Menjadi adat pada ketika itu, mayat-mayat akan dikuburkan di dalam bekas batu. Ini tidak mustahil bahawa mereka yang telah menguruskan mayat pemuda tersebut telah menguburkan mereka dengan cara dan adat mereka pada ketika itu.
Tepat berada di sisi sebelah kiri pintu masuk gua terdapat sudut yang memajang koleksi benda sangat antik yang terbuat dari tembikar, uang tembaga dan perak, lampu dari berbagai zaman (Umaiyah, Abasiah, Turki Utsmaniyyah). Ini sekaligus menandakan bahwa tempat itu telah melewati berbagai zaman.
Secara keseluruhan bentuk gua yang di sekitarnya terdapat bekas reruntuhan ini sebenarnya tidak terlalu besar dan dalam. Namun cukup tinggi di bagian dalam gua, sedangkan pintunya setinggi orang dewasa. Demikian juga di bagian atas gua terdapat sebuah lubang dari atasnya dapat dimasuki udara dan cahaya sesuai yang tertulis di surat Al-Kahfi.
Goks yak...kalau dipikir-dipikir dengan logika dan ilmu pengetahuan manusia pasti tidak akan sanggup menjangkau peristiwa tersebut. Namun, balik lagi. Jika Tuhan berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin bagiNya. Seperti halnya saya yang nggak akan menyangka bisa mampir ke Yordania kalau bukan karena kehendak dan seizin-Nya.