Mohon tunggu...
Aria Sankhyaadi
Aria Sankhyaadi Mohon Tunggu... Kuli laptop, wi-fi, dan kamera -

Berambut keriting, berkulit cokelat sawo matang, dan bernapas dengan paru-paru. Pemilik akun instagram @aria.sankhyaadi, monggo difollow. Jangan lupa, mampir juga ke aria-sankhyaadi.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Napak Tilas ke Gua Ashabul Kahfi di Yordania

30 November 2017   20:57 Diperbarui: 1 Desember 2017   01:15 6547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penasaran kan bagaimana keadaan di dalam guanya sendiri?

Nunggu yang bawa kunci dulu, baru bisa masuk ke gua
Nunggu yang bawa kunci dulu, baru bisa masuk ke gua
Sebelum memasuki kawasan gua Ashabul Kahfi, khusus untuk wanita, penjaga situs memberikan jubah atau gamis menutupi seluruh badan. Sedangkan untuk pria tidak ada aturan khusus, asalkan menggunakan busana yang sopan dan celana panjang.

Oh iya, masuk ke lokasi ini Anda tidak akan dikenakan biaya apapun. Jadi bagi Anda pecinta gratisan dan pecinta wisata sejarah, jangan lupa masukin situs ini ke dalam bucket list destinasi wisata Anda.

Selesai dari pos pejagaan, saya bergegas menuju pintu masuk gua. Rupaya saya masih kepagian, alhasil pintu masuk masih dalam keadaan tertutup. Saya pun harus bersabar menunggu selama kurang lebih 15 menit.

Baca juga: Ternyata Begini Sungai Yordan, Sungai Tempat Yesus Dibaptis

Boleh kakak dipilih gamisnya
Boleh kakak dipilih gamisnya
Setelah sabar menunggu, akhirnya waktu yang dinanti dadang juga (baca: datang juga). Pintu berwarna cokelat berbahan dasar kayu pun dibuka. Tanpa basa basi, saya bergegas masuk ke dalam gua bagai petugas KPK yang ingin menginspeksi rumah papah Setnov.

Di dalam gua saya mendapati dua tempat yang berbentuk seperti makam atau kuburan yang diletakkan mayat di dalamnya. Sedangkan, di sisi pojok sebelah kirinya ditutupi kaca cukup riben namun masih dapat dilihat bagian dalamnya dengan menggunakan bantuan cahaya senter.

Tebak, apakah yang terdapat di dalamnya? Ternyata di dalamnya terdapat tulang belulang manusia. Menurut petugas sekaligus penjaga gua, tulang tersebut merupakan kumpulan tulang dari ketujuh pemuda yang tertidur selama 300 tahun lamanya. Apakah benar itu tulang mereka? Hanya Tuhan yang tahu kebenarannya.

Batu yang menyerupai batu nisan
Batu yang menyerupai batu nisan
Masih di dalam gua, disudut lainnya saya melihat serupa makam dengan pahatan bintang bersegi delapan, yang menurut Ramzi membuktikan tanda zaman kerajaan Romawi Timur pada zaman ketiga Masehi.

Menjadi adat pada ketika itu, mayat-mayat akan dikuburkan di dalam bekas batu. Ini tidak mustahil bahawa mereka yang telah menguruskan mayat pemuda tersebut telah menguburkan mereka dengan cara dan adat mereka pada ketika itu.

Tepat berada di sisi sebelah kiri pintu masuk gua terdapat sudut yang memajang koleksi benda sangat antik yang terbuat dari tembikar, uang tembaga dan perak, lampu dari berbagai zaman (Umaiyah, Abasiah, Turki Utsmaniyyah). Ini sekaligus menandakan bahwa tempat itu telah melewati berbagai zaman.

Artefak yang berhasil dikumpulkan dari sekitar gua
Artefak yang berhasil dikumpulkan dari sekitar gua
Penasaran dengan penampakan bagian lainnya di dalam gua yang tersohor itu? Yuk tengok foto-fotonya di sini

Secara keseluruhan bentuk gua yang di sekitarnya terdapat bekas reruntuhan ini sebenarnya tidak terlalu besar dan dalam. Namun cukup tinggi di bagian dalam gua, sedangkan pintunya setinggi orang dewasa. Demikian juga di bagian atas gua terdapat sebuah lubang dari atasnya dapat dimasuki udara dan cahaya sesuai yang tertulis di surat Al-Kahfi.

Goks yak...kalau dipikir-dipikir dengan logika dan ilmu pengetahuan manusia pasti tidak akan sanggup menjangkau peristiwa tersebut. Namun, balik lagi. Jika Tuhan berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin bagiNya. Seperti halnya saya yang nggak akan menyangka bisa mampir ke Yordania kalau bukan karena kehendak dan seizin-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun