Sebelum benar-benar masuk ke tempat pembaptisan, saya harus melewati semacam gapura yang terbuat dari kayu dan dibagian sisi kiri luarnya terdapat batu bertuliskan Jordan River, di sisi kanan terdapat tugu peringatan bergambar Bunda Maria sembari menggendong kanak-kanak Yesus. Â
Segala perasaan campur aduk jadi satu. Deg-deg'an, senang, terharu, pokoknya nggak dapat digambarkan ketika saya benar-benar tepat berada dihadapan aliran sungai Yordan yang kerap digunakan untuk pembaptisan ulang saat itu.Â
Masih belum percaya saja saya bisa berada di sini, di tempat yang tertulis dalam Alkitab. Maklum, mengaku dosa aja jarang. Pelayanan? Dulu sih rajin. Anggota Dewan Paroki? Juga bukan. Calon imam? Apalagi itu, nggak kepikiran sama sekali.
Saya mah hanya umat manusia yang kecil di mata-Nya, berambut keriting (hidup pula!) yang berusaha menghidupi setiap perjalanan hidupnya, Life is about Living Your Journey. Setuju nggak?
Alhasil saya memejamkan mata, menenangkan diri sejenak. Membayangkan saya tengah berada beribu-ribu tahun yang lampau, di waktu yang sama ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H