Mohon tunggu...
Akhmad Ginulur
Akhmad Ginulur Mohon Tunggu... -

Professional Brainwaster

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

The Golden Gate To Innovation

13 Agustus 2017   16:22 Diperbarui: 13 Agustus 2017   16:38 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apple Tak Akan Ada Tanpa Duet Jobs-Wozz

 Bicara mengenai San Fransisco, mayoritas orang Indonesia akan teringat pada dua hal, yaitu Martabak San Fransisco dan Jembatan Golden Gate. Namun sayangnya hanya ada satu obyek yang benar-benar ada di San Fransico, yaitu Jembatan Golden Gate, karena martabak San Fransisco sejatinya berasal dari kota Bandung.

   Belajar Inovasi Langsung Di Kiblatnya

 Pada pertengahan Juli lalu, saya dan 12 rekan lain cukup beruntung diberikan kesempatan oleh kantor untuk mengunjungi "the mecca of innovation and technology", yaitu Silicon Valley. Sebagai pemenang ajang bergengsi " BI Innovation Challenge", kami bertiga belas mengunjungi beberapa pusat inovasi terkemuka dunia untuk menemukan kiat sukses dibalik betapa kreatifnya leading tech company disana: Google, Facebook, Linked In, you name it.

Hal menarik yang bisa saya tarik dari kunjungan tersebut adalah rupanya success factor dari perusahaan tersebut tidak hanya bersumber dari budaya intra perusahaan, namun juga berasal dari kultur lingkungan bay area yang mengelilinginya. Dibandingkan daerah / state lain, daerah semenanjung San Fransisco memang memiliki budaya dan lingkungan yang unik. Cuaca yang sejuk didukung oleh universitas prestise, Stanford Universty, mengundang talent terbaik dari seluruh dunia. Perangai penduduknya yang ramah, suka mengambil risiko dan tidak takut gagal mengakibatkan inovasi tumbuh subur disini.

Menilik Sejarah Inovasi Di San Fransisco

Banyak orang menganggap bahwa kreatifitas dan inovasi di wilayah San Fransisco baru tumbuh subur setelah tech booming di medio 80-an. Namun setelah merasakan langsung kota ini dan berinteraksi langsung dengan penduduknya, saya yakin pendapat itu tidak tepat, kultur Innovasi di San Fransisco sudah tertanam berdekade-dekade sebelumnya. 

Meskipun saya tidak mengetahui secara eksak sejak kapan San Fransisco menjadi sebuah kota kreatif, namun ada sebuah monumen yang menjadi saksi bahwa kultur inovasi setidaknya sudah muncul di San Fransisco tahun awal abad ke 20, monumen itu bernama Jembatan Golden Gate.

Monumen Joseph Strauss Di Dekat Jembatan Golden Gate
Monumen Joseph Strauss Di Dekat Jembatan Golden Gate
 Jembatan Golden Gate pertama kali dikonsepsikan pada tahun 1916 dan proses pembangunannya dipimpin oleh Joseph Strauss. Jembatan ini membentang sepanjang 1,3 Km dan menghubungkan kota San Fransisco dengan "Kabupaten" Marin. Jembatan ini merupakan salah satu landmark utama kota San Fransisco dan didaulat sebagai jembatan suspensi terpanjang di dunia sekaligus salah satu "marvel of the modern world".

Pelajaran Inovasi Dari Jembatan Golden Gate

Banyak yang tidak mengetahui, bahwa dalam pembangunannya, jembatan ini mengalami lika-liku yang sangat kompleks dan melibatkan proses inovasi yang brilian dan secara ajaib mampu merangkum formula sukses berinovasi dari setiap leading tech company yang kami kunjungi di Silicon Valley. Rangkuman pelajaran inovasi yang dapat dipelajari dari Jembatan Golden Gate diantaranya adalah:

Inovasi muncul dari permasalahan dan keterbatasan

Sebelum adanya jembatan Golden Gate, tingkat PDRB kota San Fransisco selalu berada di bawah rata-rata nasional Amerika Serikat, karena posisinya yang berada di semenanjung yang susah diakses oleh negara bagian lain. Selama ini alternatif transportasi yang ada untuk menghubungkan San Fransisco dengan negara bagian lain hanyalah kapal Feri atau harus melalui jalan memutar yang luar biasa jauh.

Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 1921 diusulkan untuk membuat jembatan yang menghubungkan San Fransisco Bay dengan Marine County. Namun demikian, jika menggunakan konstruksi standar, biaya pembuatannya cukup fantastis, yaitu mencapai $100 juta, atau sekitar $1,2 Miliar jika disesuaikan dengan harga saat ini.

Mengetahui keterbatasan tersebut, Joseph Strauss mengajukan proposal jembatan dengan tipe tergantung, dimana jalan diikat oleh kabel-kabel suspensi tertaut pada kabel utama yang ditopang oleh pilar. Proposal ekstrim ini belum pernah digunakan untuk proyek dengan skala sebesar Jembatan Golden Gate, hal ini mengakibatkan keraguan atas keberhasilan konstruksinya, namun demikian opsi inovatif ini dipilih karena biaya pembuatannya hanya memakan $17 juta, jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan konstruksi standar yang memakan biaya $100 juta.

Ide Hebat Selalu Mendapatkan Pertentangan Hebat

Your idea is not great enough if it doesn't make you Shivers. Dalam masa awal pembangunannya banyak pihak yang menentang atau menyangsikan kesuksesan proyek Jembatan Golden Gate ini.

Pakar konstruksi tidak yakin Jembatan ini bisa tahan deru ombak, tiupan angin dan goncangan gempa yang kerap mendera daerah tersebut. Pihak militer takut bahwa jembatan ini akan mengganggu lalu lintas kapal laut dan pihak pengusaha ferry bersuudzon akan menghambat perekonomian dan bisnis ferry mereka.

Untungnya tim pengembang jembatan ini tidak berputus asa dengan cibiran-cibiran tersebut dan terus mengerjakan proyeknya sehingga pada tahun 1937 jembatan monumental ini dapat dibuka untuk publik.

Konsep airbnb banyak awalnya dicibir dengan alasan siapa sih yang ingin menyewakan rumah pada orang asing. Uber ditentang oleh para sopir taksi di seluruh dunia dengan alasan menciptakan disrupsi di industri transportasi. Namun karena kedua produk inovatif itu tetap yakin dengan visinya dan bertahan, mereka dapat tumbuh menjadi perusahaan milyaran dollar.

Proyek Inovasi Merupakan Proyek Kolaborasi

Joseph Strauss, pimpinan proyek Jembatan Golden Gate, bukanlah orang yang paling ahli dalam proyek jembatan gantung. Oleh karena itu dia berkolaborasi dengan para ahli lain di bidangnya seperti Charles Ellis sebagai pakar kawat gantug serta Irving morrow sebagai pakar pencahayaan dan dekorasi art deco. Kolaborasi yang apik ini menghasilkan jembatan yang tidak hanya fungsional, namun juga ikonik dan mengundang decak kagum.

Apple Tak Akan Ada Tanpa Duet Jobs-Wozz
Apple Tak Akan Ada Tanpa Duet Jobs-Wozz
 Untuk dapat mendeliver produk inovatif, kolaborasi antar bidang keahlian sangatlah penting. Einstein sebagai pakar fisika menyempurnakan teori relativitasnya bekerjasama dengan Herman Minovski, seorang pakar matematika geometri. Steve Jobbs sebagai seorang visioner, berkolaborasi dengan steve wozniak, pakar komputer untuk mewujudkan visi mengai komputer personalnya

Produk Inovasi Hebat Harus Menyentuh Manusia Selaku Penggunanya

Selain fungsional, jembatan Golden Gate juga terkenal indah dan didaulat sebagai jembatan yang paling banyak difoto di dunia.

Cat oranye yang melambangkan semangat, menyatu serasi dengan nuansa bay area yang cenderung berkabut. Ribuan meter dekorasi art deco menghias setiap jengkal dari jembatan gantung tersebut. Bahkan detail kecil seperti lampu jalan pun mendapatkan sentuhan seni.

Lampu Jalan Saja Dibuat Nyeni
Lampu Jalan Saja Dibuat Nyeni
Semua detail cantik ini dikoordinasikan oleh Irving Morrow, pakar arsitek pencahayaan dan ornamen art deco. Seni menjadi bagian penting dalam jembatan Golden Gate, karena karya arsitektur yang hebat, selain harus dapat berdiri kokoh, juga harus dapat berkesan di hati penggunanya, yang notabene adalah manusia yang mencintai keindahan.

Produk innovasi dari Silicon Valley juga sangat menekankan seni dan estetika untuk menyentuh sisi manusia dari penggunanya. Jonathan ive, dengan cantik mendesain seluruh produk Apple agar tidak hanya enak digunakan, namun juga berkesan seperti produk seni premium.

Inovasi Merupakan Proses Yang Berlangsung Berlangsung Terus Menerus

Posisi Jembatan Golden Gate berdekatan dengan patahan San Andreas yang mengakibatkan daerah bay Area rentan kepada gempa. Pada awal abad 20, ilmu seismologi belum secanggih saat ini dan pengetahuan mengenai gempa sangat terbatas.

Baru pada awal abad 21 diketahui bahwa Jembatan Golden Gate memiliki kelemahan struktural pada salah satu pilarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2012 Jembatan Golden Gate dilengkapi oleh inovasi berupa sistem pengangkat tersinkronasi berbasis elektro hidrolik.

Selesainya satu inovasi tidak berarti proses inovasi selesai. Dengan mempelajari kelemahan dari inovasi sebelumnya, kita dapat menciptakan inovasi baru, seperti halnya facebook yang menutupi kelemahan dari media sosial pendahulunya yaitu friendster atau multiply, atau iPhone yang menyempurnakan telepon genggam ke level selanjutnya.

Jembatan Golden Gate sebagai ikon kota San Fransisco menjadi salah satu dari jutaann contoh inovasi hebat di wilayah Silicon Valley. Namun demikian hingga saat ini, Jembatan Golden Gate masih mengundang decak kagum dan ada banyak pelajaran inovasi hebat di masa lampau yang masih relevan hingga saat dan dapat kita implementasikan dalam produk inovasi baru.

 

Be Creative, Be Disruptive, Be Innovative

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun