Mohon tunggu...
Sihol Hasugian
Sihol Hasugian Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar Administrasi Publik; Sport Enthusiast.

Barcelonista Menulis adalah sarana berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Peter Drury dan Duo J

15 April 2021   20:56 Diperbarui: 15 April 2021   21:22 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komentar Peter Drury saat Roma vs Barcelona. Foto : YouTube 90min Football

Terlalu mudah buat gua menjadi Peter Drury, Jon Champion, Jim Beglin. Itu hal yang sangat simpel dari seorang komentator untuk sekadar membawakan dengan tempo yang sesuai di lapangan. Ketika masuk kota penalti dia ngangkat intonasinya, setelah gol masukin datanya, kemudian kasih faktanya. Itu terlalu piece of cake terlalu mudah buat gue.

Begitu kata bang Jebret ketika hadir di acara Kamar Rosi kemarin. Rasa-rasanya pernyataan itu sebenarnya menggambarkan bagaimana bang Jebret tidak bisa melakukan hal serupa. Titik.

Bagaimanapun,  melakukan hal itu bukanlah segampang yang kita lihat. Sebagaimana kata Peter Drury . Ia mengatakan, seorang komentator sepakbola tidak semudah membalikkan telapak tangan. Juga harus ikut serta merasakan suasana pertandingan di stadion, seolah-olah ikut bermain.

Pengakuan Peter itu sekaligus meyakinkan saya bahwa memang bang Jebret, belum bisa melakukan hal serupa, seperti dirinya, dkk. 

Bukan, ini bukan mengatakan bahwa kompetensi bang Jebret sebagai komentator di bawah rata-rata, saya hanya mencoba memahami apa maksud dari pernyataan beliau. Dan itulah jawabannya.

Komentator Ulung

Sebagai pecinta bola, khususnya sepak bola eropa, ketiga nama yang disebut bung Jebret diatas, sudah tak asing lagi di telinga. Apalagi bagi saya, penikmat game sepak bola, pro evolution soccer dan FIFA. 

Bagi penikmat game sepakbola, PES dan FIFA, kalimat I am peter drury and alongside me Jim Beglin, Hello Peter akan sering kita jumpai. Yang lain misalnya, I'm Jhon Chanpion and with me here is Jim Beglin.  

Ini akan kita temui bila kick-off pertandingan akan dimulai. Dan mereka-mereka inilah yang selalu menarik bagi pecinta game sepak bola, paling tidak itu pengakuan saya sebagai orang yang sering bermain game bola, baik PES pun dengan FIFA.  

Tidak hanya di game saja. Juga di pertandingan nyata. Kepiawaian ketiganya barangkali tidak perlu diragukan lagi. Gaya khas mereka bertiga dalam mengomentari jalannya pertandingan di Liga Inggris dan kompetisi lainnya jadi pembeda. 

Mereka tidak hanya mengedukasi lewat statistik pertandingan, namun juga menghadirkan suasana berbeda lewat intonasi suara.

Adanya penekanan pada bagian tertentu, yang membuat kita sebagai penikmat bola merasakan nuansa dan euforia, layaknya kita sedang ikut bermain. Lihat saja bagaimana Peter mengomentari laga pamungkas AS Roma versus Barcelona di stadion olimpico Roma.

Kala itu, Manolas pemain asal Yunani menjadi penentu gagalnya Barca ke semifinal.

" Roma telah bangkit dari reruntuhan. Manolas dewa Yunani di Roma! Kita semua tak bisa membayangkan akan dapat menyaksikan hal ini depan mata".

Bahkan bagi mereka yang masih belajar bahasa Inggris sekalipun, bisa dibuatnya merasakan sensasi yang sama.

Mereka berlebihan, berlebihan pada satu fokus saja. Tidak keluar dari konteks pertandingan. Memberikan penekanan pada momen yang tepat.

Edukatif dan Informatif

Kembali ke bang Jebret, harus diakui, kalau beliau memberikan nuansa berbeda dalam panggung sepakbola Indonesia. Bila ada netizen yang mengatakan bang Jebret tidak mengedukasi sama sekali, itu tidaklah benar.

Sebaliknya, bang Jebret juga mengedukasi kita lewat beberapa diksinya. Misalnya, kelok sembilan. Atau tendangan antar kota antar provinsi. Istilah-istilah itu memberi kita pengetahuan geografi. 

Berbeda dengan yang ini, ihhh ihhh ihhh ya Ampunnnnn. Atau misalnya, umpan membelah lautan. Ada lagi yang membuat saya sedikit geleng-geleng kepala sekaligus sedikik geli, Ya ampun, baby shark, syalalalalala ! syalalalala ! Indonesia ! Indonesia.

Ini saya tidak tahu persis apa maksudnya. Meski terkesan tidak bermakna dan mengganggu jalannya pertandingan, celetukan-celetukan itu nyatanya ada makna tersendiri bagi mereka yang menerimanya, sekali lagi, hanya untuk mereka yang menerima.  

Bisa jadi itu menarik dan menghibur mereka atau sejenisnya.

" Komentator harus ingat, kalau dia hanya bagus ketika memberikan komentar dalam momen yang tepat". -Peter Drury-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun