Adanya penekanan pada bagian tertentu, yang membuat kita sebagai penikmat bola merasakan nuansa dan euforia, layaknya kita sedang ikut bermain. Lihat saja bagaimana Peter mengomentari laga pamungkas AS Roma versus Barcelona di stadion olimpico Roma.
Kala itu, Manolas pemain asal Yunani menjadi penentu gagalnya Barca ke semifinal.
" Roma telah bangkit dari reruntuhan. Manolas dewa Yunani di Roma! Kita semua tak bisa membayangkan akan dapat menyaksikan hal ini depan mata".
Bahkan bagi mereka yang masih belajar bahasa Inggris sekalipun, bisa dibuatnya merasakan sensasi yang sama.
Mereka berlebihan, berlebihan pada satu fokus saja. Tidak keluar dari konteks pertandingan. Memberikan penekanan pada momen yang tepat.
Edukatif dan Informatif
Kembali ke bang Jebret, harus diakui, kalau beliau memberikan nuansa berbeda dalam panggung sepakbola Indonesia. Bila ada netizen yang mengatakan bang Jebret tidak mengedukasi sama sekali, itu tidaklah benar.
Sebaliknya, bang Jebret juga mengedukasi kita lewat beberapa diksinya. Misalnya, kelok sembilan. Atau tendangan antar kota antar provinsi. Istilah-istilah itu memberi kita pengetahuan geografi.Â
Berbeda dengan yang ini, ihhh ihhh ihhh ya Ampunnnnn. Atau misalnya, umpan membelah lautan. Ada lagi yang membuat saya sedikit geleng-geleng kepala sekaligus sedikik geli, Ya ampun, baby shark, syalalalalala ! syalalalala ! Indonesia ! Indonesia.
Ini saya tidak tahu persis apa maksudnya. Meski terkesan tidak bermakna dan mengganggu jalannya pertandingan, celetukan-celetukan itu nyatanya ada makna tersendiri bagi mereka yang menerimanya, sekali lagi, hanya untuk mereka yang menerima. Â
Bisa jadi itu menarik dan menghibur mereka atau sejenisnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!