Jangan mau didikte sama orang, umur sekian harus bisa punya uang sekian. Karena starting point orang itu beda-beda. Patokannya jangan orang lain, Tapi DIRI KITA SENDIRI. Dan in general jalan hidup orang itu beda-beda kok
 Hari ini linimasa Twitter penuh riuh dengan angka dua puluh tiga. Itu karena postingan Awkarin di media sosialnya. Awkarin atau Karin Novilda menjadi perhatian netizen karena prestasinya yang berhasil membeli sebuah hotel di usia yang baru 23.
"Bingung mau terharu atau ngakak, thanks buat supportnya guys! ALHAMDULILLAH kebeli hotel", begitu Awkarin menulisnya.
Tak pelak, postingan itupun menjadi trending topic di Twitter. Tulisan umur 23 seketika bertengger di Twitter. Nama Awkarin juga demikian. Kolom-kolom twitter pun tumpah ruah dengan dua tulisan itu.
Ada yang berkomentar dengan nada positif. Ada pula yang menanggapi sebaliknya. Komentar yang bernada serius pun banyak. Tidak sedikit juga yang menjadikannya sebagai bahan humor belaka para pengguna sosial media. Misalnya begini,
"Awkarin beli hotel, sementara aku masih meletakkan barang randum di keranjang Shoppe yang mungkin belum tentu aku beli", tulis @cinnxmonmxhi
Berbeda dengan @bayu_joo yang menuliskan sedikit pengalamannya sebagai mahasiswa.
umur 23 awkarin beli hoyel, gue pas umur 23 jangankan beli hotel, nginep di hotel aja pas study tour doang.
Komentar @bayu_joo ini pun rasanya mewakili diri saya, yang bahkan baru sekali saja merasakan hal yang Ia alami. Tentu karena jadi perwakilan organisasi menghadiri pertemuan nasional. Selain itu mungkin tak ada lagi, paling-paling hanya berkunjung ke teman, yang memang kosannya di hotel atau sejenisnya.Â
Awkarin tentu saja punya alasan mengapa Ia memostingnya. Entah itu mau menunjukkan pencapaiannya saja, atau hanya sekadar berterima kasih kepada teman-temannya. Apapun alasannya, itu adalah haknya. Tak perlu menghujatnya.
Pisau Bermata DuaÂ
Dibalik postingan Awkarin itu, terselip pesan penting yang dapat dipetik. Di satu sisi, bisa negatif, dan jadi pemantik stress. Namun, di lain sisi, itu jadi bernilai baik. Bagi yang membandingkannya dengan diri sendiri tentu hal itu akan jadi masalah. Seperti merasa rendah diri karena belum jadi apa-apa di usia itu.
Akhirnya menghadirkan penyakit baru yang telah menggerogoti manusia sekarang. Â Ya, tak lain adalah Overthinking. Bisa-bisa postingan Awkarin itu jadi materi pergumulan diskusi pribadi sebelum melewati malam hari. Membandingkan diri sendiri pun mulai. Tapi, mudah-mudahan hal itu tak terjadi.
Namun, bagi mereka yang tidak menangapinya sebagai pemicu semangat hidup tentu akan jadi hal positif. Dengan menganggap prestasi Awkarin itu bukan sebagai patokan hidup pastinya menjadi poin tersendiri. Karena setiap orang memang sudah punya jalannya masing-masing.