Gara-gara melawan spurs, mereka mendapat tawaran dari Abbey Construction menjadi sponsor klub. Padahal sebagian besar para pemainnya adalah pekerja, ada yang guru, tukang ledeng, hingga tukang angkut sampah, bahkan ada tukang sampah di jalanan Liverpool.
Bukan tak mungkin hal serupa bisa terjadi di Indonesia. Asalkan ada niat dan keseriusan dari federasi. PSSI tak perlu jauh-jauh meniru liga Inggris. Liga super Malasya atau Thai League bisa dijadikan referensi belajar. Atau Vietnam yang telah membuktikan dirinya di panggung Asia beberapa tahun belakang ini.Â
Juga Myanmar yang perlahan mulai berbenah dengan sepak bolanya. Konsistensi dan niatan baik dari para aktor adalah kunci utamanya. Selanjutnya, para klub juga segenap pecinta bola di tanah air jadi pendukungnya. Niscaya menghadirkan kompetisi yang sehat, berkelanjutan, dapat diwujudkan. Ini tak hanya positif bagi pesepakbola tapi juga akan membantu perekonomian masyarakat menengah ke bawah.
Sebagai informasi, di Inggris sendiri terdapat empat divisi profesional, yang terdiri dari primer league, championship, league 1, dan league 2. Sementara divisi non-league ada sekitar 4-5 kasta. Sehingga dalam sepak bola inggris setidaknya terdapat 8-9 kasta sepakbola. dan itu dimainkan dalam satu musim. Ini tak luput dari pengelolaan yang baik dan konsistensi  dari para pengelola selama bertahun-tahun membangun fondasi yang kuat hingga sekarang, dan menjadikan Liga Inggris sebagai salah satu  liga sepakbola paling kompetitif di bumi ini.
Salam sepak bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H