Mohon tunggu...
Wisnu Adhitama
Wisnu Adhitama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jalani hidup hari ini dan rencanakan besok dan kedepan untuk berbuat sesuatu

Writer on sihitamspeak.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Imprelialisme Modern: Lain Bentuk Lain Nama Namun Sama

12 September 2015   15:24 Diperbarui: 12 September 2015   15:37 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyatanya PBB tidak mampu menjaga perdamaian dunia dan memilih mager (males/malas gerak/bergerak) ketika negara-negara tertentu diserang atas perintah negara besar. Negara-negara pemegang hak veto tidak bisa melawan negara pemilik hak veto lainnya. Sialnya ketimpangan antara anggota pemegang hak veto dan anggota biasa seolah bukan menjadi sebuah masalah besar.

Imperialisme Modern di Indonesia

Secara sadar oleh banyak orang negara kita ini sedang dijajah. Mungkin kedengarannya kata-kata ini kuno dan hanya bersifat doktrinasi untuk melawan ideologi tertentu. Namun coba lihat bagaimana negara kita dengan mudahnya terpengaruh oleh budaya asing dan menganggap negara asing lebih “wah” dari pada negara sendiri.

Proklamasi sudah 70 tahun lalu dibacakan, disoraki, dan didengungkan dengan kegembiraan. Merdeka! Namun sejatinya bangsa kita belum sepenuhnya merdeka. Simple-nya masih banyak aspek yang belum negara kita penuhi sebagai negara merdeka. Bidang hukum semisal, sampai detik tulisan ini diposting kita masih belum bisa ­move on dari hukum Kolonial Belanda.

Imperialis modern nampak makin kompleks dibanding imperialisme kuno. Ketimpangan ekonomi, ketimpangan sosial, bullying adalah contoh dampak yang ditimbulkan imperialisme modern. Anak TK yang belum tahu imperialisme begitu hafal mempertontonkan adegan yang dilakukan para kaum imperialis. Imperialisme kini bergeser, dari negara ke negara menjadi dari keluarga ke keluarga dengan person sebagai alatnya. (AWI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun