Mohon tunggu...
Safi Ani
Safi Ani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pandangan Mereka tentang Indonesia

14 Desember 2017   16:22 Diperbarui: 14 Desember 2017   16:36 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Yang jelas pembangunan Parit terasa sia-sia mengingat pembuatannya terhalang oleh banjir yang sedang melanda. Belum lagi di daerah pedesaan. Mereka mengeluh banjir terjadi Karena kiriman dari puncak, sedangkan di puncaknya sendiri tak merasa diguyur hujan,lantas dari mana air datang? Mereka tak sadar bahwa ulah tangan nya yang menebang pohon sembarangan yang menyebabkan tanah tak bisa menampung air hujan yang biasanya air hujan ditahan oleh akar pepohonan. Lantas kalau seperti ini mereka juga tak sadar akan perbuatannya?

Sedangkan ditelevisi, masyarakat disuguhi dengan tontonan tidak mendidik, seperti gossip terbaru para artis, dan itu menjadi rating pertama yang disukai penonton, padahal, gak ada hubungannya kita dengan kehidupan mereka, dan masyarakat pun terlalu sibuk mengurusi dunia keartisan , padahal urusan di lingkungannya sendiri pun amburadul.

Yang kedua masyarakat terlihat jenuh, Karena berita yang dilihat hanya berita pejabat yang korupsi dana APBN lah, masalah kekerasan rumah tangga, masalah begal motor,masalah narkoba,utang luar Negeri,permasalahan pangan, masalah pembunuhan, masalah pemerkosaan,masalah demo mahasiswa,yang lebih parah lagi adalah adanya provokator yang membuat penontonnya membenci suatu agama dan permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti itu itu saja yang membuat penontonnya enggan lagi untuk mengikuti.

Oh Indonesia ku, sebenarnya masalah-masalah itu kebiasaan atau penyakit di Indonesia sih? Kenapa dari dulu tak ada habis-habisnya, dan terkesan semakin parah. Kenapa di Indonesia remaja-remaja nya cendrung disuguhi tontonan negative, pikiran negative yang pada akhirnya mereka akan melakukan perbuatan yang negative juga.

Saya akui di Indonesia memang bukan Negara Islam, tapi tak bisakah di Indonesia bisa menghormati aturan di agama masing-masing, dan bukankah dari setiap agama diajarkan bagaimana cara menjaga lingkungan, menjaga ketoleransian, menjaga keseteraan,menjaga NKRI? Kenapa di Indonesia cendrung merasa bangga atas kesalahan yang dikerjakan? Menciptakan suasana kondusif di Negara, mengutamakan kepentingan golongan di bandingkan kepentingan pribadi? Kemana Indonesia dengan tingkat solidaritasnya? Kemana Indonesia yang diperjuangkan para pahlawan yang mengorbankan jiwa, raga dan hartanya?

Perkataan teman saya dari Thailand itu seperti tamparan kepada kita semua, seharusnya kita intropeksi kepada jiwa masing-masing, untuk mengesampingkan ego masing-masing untuk dapat membuat Indonesia kedepannya jauh lebih baik lagi, agar tak ada lagi korupsi,tak ada kriminalitas,tak ada permasalahan-permasalahan akibat ulah manusia lagi.

72 tahun Indonesia merdeka justru terasa semakin parah. Berhenti menyalahkan orang lain, seharusnya perbaikan dimulai dari diri sendiri agar kedepannya menjadi pribadi dan Negara yang lebih baik lagi. Berani berkata seperti ini bukan berarti saya menyalahkan salah satu pihak atau golongan, yukk kita rubah Indonesia bersama-sama. Agar para pahlawan di alam sana tidak kecewa dengan perbuatan kita yang seolah tidak menghargai balas jasanya yang sudah dipertaruhkan bertahun-tahun melawan penjajah dan ego pribadi.

HIDUP INDONESIA

Atas nama mahasiswa yang merasa malu dengan pribadi manusia yang ada di Indonesia. Semoga tulisan ini membuat kita semua sadar akan kelakuan dan perbuatan kita. Mungkin sampai sini aja tulisan saya. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun