"Sejak tahun 2012 kita selalu menebar hewan kurban kepada masyarakat-masyarakat miskin, tetapi akidahnya kurang. Contoh sederhananya ke Cipatujah para muallaf Kristen di Kalaksanan, Cikawung Ading, Cipatujah dan di Cisemut, Cipanas, Cipatujah", ucap ketua PDM Kabupaten Tasikmalaya Dadan Ahmad Sufyan saat dihubungi, 20 Februari 2020.
Di antara bentuk sosial lainnya, dilakukan di daerah Salawu dengan terus melakukan pendekatan secara intensif bersama masyarakat eks-Ahmadiyah selama kurang lebih 3 tahun. "Gerakan-gerakan Muhammadiyah juga dilakukan ke daerah Salawu Ahmadiyah dan mantan Ahmadiyah, bahkan saya sejak 2012-2015 pada hari Ahad setiap dua kali dalam satu bulan selalu ke lapangan (ke Salawu)," ungkap kang Dadan.
Usaha-usaha tersebut kang Dadan lakukan agar Muhammadiyah di Kabupaten Tasikmalaya bisa menjadi gerakan yang tidak hanya bergerak untuk kemajuan agama tetapi lebih membuktikan bahwa Muhammadiyah di Tasikmalaya itu dapat berperan dalam berbagai sektor, terutama dalam sosial.
Pendidikan
Kemajuan dan perkembangan dakwah Muhammadiyah Tasikmalaya (PDM) terjadi dalam bidang pendidikan atau yang disebut degan amal usaha Muhammadiyah. Data pendidikan yang berada dalam naungan Muhammadiyah sebanyak 18, mencakup sekolah dan lembaga pesantren. Pesantren yang cukup besar di antranya Pesantren Al-Furqan Singaparna, At-Tajdid di Cikedokan, dan Pesantren Qurrata A'yun.
Ada 5 sekolah jenjang SLTP yang menjadi amal usaha Muhammadiyah Tasikmalaya yaitu SMP Plus Muhammadiyah Singaparna, SMP Plus Qurratu A'yun, MTs Muhammadiyah Singaparna, MTs Muhammadiyah Cipaku, Â dan MTs Muhammadiyah Leuwisari. Untuk jenjang SLTA diantara SMA Muhammadiyah Singaparna, SMA Muhammadiyah Rawa, dan MA Al-Furqan Singaparna.
Amal usaha pendidikan mencapai puncak kemajuan pada tahun 2020, kemajuan tersebut dengan dibangunnya kampus 2 pesantren dan sekolah At-Tajdid yang semula hanya di daerah Cikedokan, sekarang, pesantren tersebut sudah mempunyai kampus 2 di Jl. Panyingkiran No. 34, Arjasari, Leuwisari, Tasikmalaya.
Pelayanan Umat
Pada tahun 2019 lalu, kang Dadan sukses membentuk LAZISMU (Lembaga Zakat Infaq dan sodaqoh Muhammadiyah) di Kabaputen Tasikmalaya. Pembentukan itu bertujuan agar PDM Kab.Tasikmalaya, khususnya, dapat memberikan pelayan terhadap umat lebih baik lagi. Tujuannya, untuk melayani masyarakat yang termarginalkan dalam hal dan bentuk apapun. Menurutnya, "Pada tahun 2019, saya lebih mengoptimalkan tentang pelayanan umat untuk kaum-kaum yang termarginalkan, di antaranya pembentukan LAZISMU. Segala yang berhubungan dengan petaka, LAZIMU selalu hadir".
Dampak dari pembentukan LAZISMU tersebut dapat mendobrak kemajuan operasional PDM Kab. Tasikmalaya, seperti adanya kendaraan yang fungsinya untuk melayani umat. Pendapatan LAZISMU tidak hanya sebatas berbentuk uang (material) tetapi non material pun ada, bahkan lebih banyak.
Pada periode selanjutnya, pelayanan terhadap umat lebih berfokus pada meningkatkan kapabilitas internal dan kualitas pelayanan. Peningkatan kualitas tersebut didasarkan pada bahwa Muhammadaiyah itu bukan hanya  sebatas organisasi Islam yang berbentuk dakwah secara sempit, tetapi pengertian dakwah yang dipahami oleh Muhammadiyah lebih luas, meliputi pendidikan, sosial, kesehatan, dan lain-lain.