Puncaknya, kiprah dan peran Muhammadiyah Tasikmalaya terjadi dalam satu dekade terakhir (10 tahun terakhir) di bawah kepemimpinan kang Dadan. Akrab disapa dengan Kang Dadan, namanya Dadan Ahmad Sufyan, lahir di Tasikmalaya, 2 Januari 1966. Kang Dadan menempuh pendidikan SD sampai SMA di Tasikmlaya tepatnya di Singaparna.
Kapan kang Dadan mulai berkiprah di Muhammadiyah? Apa saja usaha kang Dadan untuk Muhammadiyah Tasikmalaya? Bagaimana peran Muhammadiyah satu dekade terakhir?
Pada tahun 1973, pengkaderan Muhammadiyah Tasikmalaya dimulai, tepatnya di Mesjid At-Taqwa Cikiray, Singaparna. Pada tahun tersebut kang Dadan masih dalam bangku SD. Dengan mengikuti pengkaderan tersebut kang Dadan akhirnya menjadi tokoh penting dalam waktu satu dekade terakhir dan membuat Kang Dadan berkembang dengan nilai-nilai Muhammadiyah yang telah ia dapat sejak kecil. Menurutnya, pengkaderan pada tahun tersebut merupakan cikal bakal nilai-nilai Muhammadiyah dikembangkan dan dijadikan satu patokan.
Lanjutnya, pengkaderan berikutnya pada tahun 1991. Sepulang belajar dari salah satu perguruan tinggi di Bandung, kang Dadan melanjutkan kiprah keorganisasian di tanah kelahirannya. Bergerak sebagai kader Muhammadiyah, pada tahun 1990-1995 ia masuk dan aktif di PCPM (Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah), sekaligus pada tahun tersebut ia menjabat sebagai ketua PRISMA (Pemuda dan Remaja Islam Mesjid At-Taqwa). Pada tahun selanjutnya, ia melanjutkan perjuangan di Muhammadiyah dengan masuk ke PDPM (Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah) Kota Tasikmalaya sampai tahun 2005.Â
Dengan segudang pengalaman mengikuti berbagai organisasi dan lahir dari rahim Muhammadiyah, ini menjadi bekal dalam berjuang di dunia Muhammadiyah untuk menjadikan organisasi ini sebagai wadah untuk memajukan bangsa dan agama Islam. Dengan demikian konsep Islam berkemajuan akan tercapai.
Kang Dadan sebagai kader yang militan tentunya ia akan terus berjuang bersama Muhammadiyah. Perjuangannya tidak berhenti, dan pada tahun 2005 kang Dadan masuk PDM Tasikmalaya. Pada tahun itu juga ia mengawali perjuangannya di PDM sampai saat ini. Muhammadiyah di Tasikmalaya semakin meluas dengan adanya pemisahan antara PDM Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Tepatnya, pada tahun 2009 PDM kota Tasikmalaya resmi berdiri dengan Bapak Oyon Sumaryono sebagai ketuanya. Pada selanjutnya yaitu tahun 2010 MUSDA (Musyawarah Darah) dilakukan, salah satunya pemilihan ketua PDM yang baru.
Tahun 2010, kang Dadan terpilih sebagai ketua PDM Kabupaten Tasikmalaya dan jabatan ketua itu bertahan selama dua priode. Dalam dua periode tersebut banyak torehan prestasi yang telah diukir oleh Kang Dadan. Peningkatan kualitas dan kuantitas dakwah yang menjadi fokus pada periode pertama ini. Dalam hal kualitas dakwah termasuk di dalamnya sosial, pendidikan, dan kesehatan itu semuanya ditingkatkan salah satu caranya yaitu dengan cara memperbaiki terlebih dahulu konsep-konsep pelayanan terhadap umat.
Lanjutnya, untuk meningkatkan kuantitas PDM Kabupaten Tasikmalaya salah satunya dengan membuka sebanyak mungkin dan berusaha mengembangkan cabang dan ranting di daerah Kabupaten Tasikmalaya. "Menjadi sebuah tantangan bagi kami untuk membuka cabang dan ranting perlu adanya aturan tegas dan jelas", tutur kang Dadan.
Hasilnya, pada periode selanjutnya peningkatan kuantitas jelas terlihat dari 7 PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) sampai sekarang sudah ada 12 PCM, diantara cabang yang baru yaitu pemekaran PCM di daerah Cigalontang, yang tadinya 1 kini menjadi 2, PCM Cipatujah juga termasuk PCM yang baru.
Walaupun adanya peningkatan PCM di Kabupaten Tasikmalaya, persentase jumlah PCM Kabupaten Tasikmalaya masih di bawah 50%, dari seluruh (39) kecamatan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya yang berkembang secara struktural baru 15 PCM, artinya dari 39 itu baru 30%-an angka yang telah dicapai. Tetapi, secara keseluruhan perkembangan kuantitas mengalami peningkatan walaupun tidak secara signifikan. Menegaskan, amal usaha dan dakwah Muhammadiyah di Tasikmalaya mengalami kemajuan.
Kemajuan dan peran dalam sosial PDM ini mengadar tebar hewan kurban. Diawali pada 2012 kegiatan ini terus menunjukan kemajuan. Jelas, pada kegiatan ini bukan hanya ritual ibadah saja tetapi peduli terhadap sesama. Pada kegiatan ini sasaran utamanya ialah masyarakat yang keadaan ekonominya masih di bawah garis kemiskinan. Disamping menyentuh masyarakat dengan keadaan ekonomi yang kurang, kegiatan ini bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat yang akidahnya masih lemah (orang muallaf).