Mohon tunggu...
sigit setiawan
sigit setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Jurusan Karawitan ISI Surakarta

Pecinta Gamelan dan Wayang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Kembali Bothekan Karawitan II: Garap

31 Maret 2020   00:41 Diperbarui: 31 Maret 2020   00:51 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perabot garap, sarana garap, pertimbangan serta penunjang garap merupakan jaring dari proses garap yang dipergunakan dalam melihat kecenderungan proses pembentukan karakter musikal gending. 

Perabot garap merupakan benda fisik yang berupa instrumen yang dipergunakan oleh seniman dalam menggarap. Sarana ini, setidaknya dapat digunakan dalam mencari keterkaitan dari seniman dalam memahami perabot garapnya yaitu gamelan, karena setiap daerah pasti memiliki dan memberikan konstruk makna tersendiri terhadap keberadaan instrumen atau alat musik yang mereka miliki, misal sebagai pendukung ritus upacara ataupun hiburan semata. Sarana garap mempengaruhi oleh Supanggah dimaknai dengan perangkat fisik yang sering digunakan sebagai instrumen eksplorasi (berupa gamelan) bagi para pengrawit. Sarana ini kemudian diklasifikasi menurut bentuk fisik, unsur musikal, hirearki dan organonologinya.

Perabot garap setidaknya dapat memberikan konsep musikal yang mendasari seniman dalam menggarap gending ini. Konsep musikal (yang meliputi aturan, kebiasaan-kebiasaan) tentunya akan memiliki perbedaan antara daerah satu dengan yang lainnya. 

Hal ini sangat terkait dengan konsep tafsir yang mereka miliki kaitannya dalam menggarap suatu gending. Setiap kebudayaan karawitan pasti memilki tafsir tersebut, tafsir musikal yang ada tentunya akan berpengaruh besar terhadap lahirnya karakter musikal yang membingkai gending. Adapun prabot garap tersebut meliputi teknik, pola, irama dan laya, laras, pathet, konvensi dan dinamika.

Penentu garap merupakan beberapa hal yang mendorong atau menjadi pertimbangan utama dari penggarap untuk melakukan garap, menyajikan suatu komposisi gending melalui sajian ricikan yang dimainkannya atau vokal. 

Pengertian tersebut memberi membedah persoalan apa saja yang menentukan terbentuknya karakter musikal gending, apakah menyangkut fungsi sosial, fungsi hiburan, atau bahkan hal lain seperti ritual. 

Perlu diketahui pula bahwa otoritas merupakan dampak yang mempengaruhi garap. Sebagai contoh, selera-selera pencipta gending kraton, sangat didominasi oleh raja, karenanya garap yang disajikan pun sesuai dengan apa yang dikehendaki raja, bahkan hak cipta pun diklaim oleh raja. 

Kemudian bagaimana para "composer" gamelan sebagai corong pemerintah, seperti lagu P4 karya Nartosabdo yang berisi tentang himbauan betapa pentingnya P4 untuk dimengerti dan dilakukan oleh masyarakat waktu itu. 

Otoritas lain lahir dari beberapa faktor, selain kekuasaan, juag lahir dari pribadi-pribadi yang berwibawa dalam kelompoknya sehingga melahirkan karya-karya baru yang berbau individu, seperti gaya Nartosabdan, Cokrowarsitan yang kesemuanya mempunyaiu ciri musikal yang khas. Penentu garap juga dipengaruhi oleh keterkaitan gamelan dengan fungsi-fungsi sosial dan layanan seni, akan menimbulkan garap yang berbeda pula.

Penunjang garap merupakan beberapa faktor yang menjadi penunjang dalam terbentuknya karakter musikal gending diantaranya pengaruh internal dalam diri seniman, pengaruh eksternal yang dapat mencakup karya pesanan, pengaruh dari empu sebelumnya maupun keraton, atau bahkan karena terdapat adanya hal lain misal sesuatu yang hubungannya dengan renik.

Tujuan, dari ide garap sampai pada proses garap, penulis memandang bahwa keberadaan gending memilki tujuan yang ingin disampaikan oleh seniman maupun masyarakat pelaku seninya. Tujuan ini sangat ditentukan oleh ide garap seperti diatas, namun juga tidak terlepas dari aspek-aspek di dalam prosesnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun