Perayaan kemenangan tentara Sekutu melawan tentara Jerman dalam Perang Eropa (Perang Dunia ke-2), selalu diadakan secara besar-besaran. Dua perayaan yang hingga kini masih tetap digelar secara kolosal adalah: Peristiwa kekalahan pasukan pendudukan Jerman di Perancis dan peristiwa kekalahan pasukan Jerman di Rusia.
Dua perayaan yang diadkan di Paris dan Moskwa itu selalu ditandai oleh parade militer besar-besaran oleh angkatan bersenjata kedua negara itu. Dalam kesempatan itu kedua negara tersebut akan mengerahkan semua jenis ranpur terbaru yang dimilikinya. Perancis akan menampilkan tank MBT 'Lectrec' serta kendaraan-kendaraan tempur miliknya yang bertonase ringan. Tak ketinggalan pesawat-pesawat tempur generasi lama juga dihadirkan untuk menghiasi angkasa di atas Paris, tepatnya di ruas jalan utama menuju ke 'Gerbang kemenangan' ('Arc de Triumph'). Yaitu: Mirage, Sepecat Jaguar, serta tim pesawat aerobatic yang menyemburkan asap tiga warna sesuai warna bendera Perancis. Defile pasukan angkatan darat Perancis juga tampil meyakinkan dalam barisan. Tak pernah ketinggalan adalah hadirnya pasukan Legiun asing Perancis yang memilki sejarah terkenal dalam berbagai medan pertempuran.
Tak mau ketinggalan dengan kehebatan parade militer Perancis, penguasa Uni Soviet (kini bernama Rusia) juga selalu melakukan perayaan besar-besaran dalam memperingati keberhasilannya mengusir tentara Jerman. Rusia seakan-akan ingin menyatakan diri bahwa kemenangan yang dicapai oleh tentaranya, yakni : Tentara Merah ('Red Army') saat bertempur melawan Jerman di wilayah luas bersalju, merupakan perjuangan penuh patriotic. Pasukan Jerman yang hendak menguasai Moskwa, gagal total setelah dihadang cuaca dingin dan salju tebal. Sementara itu di Leningrad, pasukan Jerman akhirnya dipukul mundur oleh ribuan tentara Soviet yang rata-rata berusia muda.
Rusia seolah-olah ingin menunjukkan bahwa perlawanan pasukannya dilakukan secara mandiri, total, dan habis-habisan, dengan segenap kekuatan yang ada. Tak bisa dipungkiri juga bahwa peralatan tempur berupa tank dan pesawat tempur Soviet saat itu ternyata dapat mengimbangi kehebatan pesawat tempur dan panser-panser Jerman.
[caption id="attachment_383158" align="aligncenter" width="483" caption="Konvoi MBT Rusia (sumber :RT Today)"][/caption]
[caption id="attachment_383159" align="aligncenter" width="483" caption="Pahlawan Rusia: T-34 (sumber: RT Today)."]
[caption id="attachment_383160" align="aligncenter" width="483" caption="Tim aerobatik Rusia menggunakan pesawat Sukhoi (sumber: RT Today)."]
[caption id="attachment_383162" align="aligncenter" width="483" caption="Fighter-fighter Rusia. Sukhoi dan MIG."]
Kemenangan Soviet tidak bisa dilepaskan dari peranan tank tempur T-34 yang diluar dugaan dapat memberikan perlawanan secara lincah terhadap panser Jerman, yakni: Tiger' dan 'Phanter'.
Seperti tradisi yang sudah berlangsung setiap tahun (tepatnya pada bulan Mei), maka pada hari Sabtu, tanggal 9 Mei 2015 yang lalu, diadakan lagi perayaan 'Victory march' kemenangan atas tentara Jerman, dengan mengadakan parade militer besar-besaran. Sejumlah pasukan dari beberapa negara diundang secara khusus untuk ikut serta menyemarakkan parade kemenangan tersebut. Kepala negara dari Cina juga ikut serta duduk di panggung kehormatan mendampingi Presiden Vladimir Putin. Maklum saja, pada tahun ini perayaan hari kemenangan telah mencapai usia 70 tahun.
Ratusan tentara berbaris tegap dengan derap kaki serentak seirama membuat suasana Lapangan Merah, di depan istana Kremlin, Moskwa, bergetar. Puluhan veteran perang dari pasukan 'Red Army' ikut berbaris gagah seperti menunjukkan kebanggan mereka atas perjuangan mengusir aggressor Jerman dari negaranya. Aroma kemiliteran terasa sangat mencekam. Puluhan tank-tank terbaru angkatan darat Rusia dikerahkan dalam formasi yang terukur, termasuk beberapa tank T-34, sisa perang dunia. Tak ketinggalan peluru kendali jarak jauh juga disertakan untuk mempertegas kekuatan militer negeri Beruang Merah tersebut. Tak lupa armada pesawat tempur Rusia juga ikut menghiasi angkasa. Bintang-bintang pesawat brur-sergap Rusia, yaitu: Sukhoi dan MIG, terbang dalam formasi panah. Sedangkan pesawat-pesawat pembom yang hingga kini masih diaktifkan serta menjadi bintang dalam perang dingin juga ikut terbang bersama.
Menyoroti antusiasme pemerintah Rusia dalam perayaan 70 tahun kemenangannya atas Jerman tentu memunculkan fakta bahwa:
- Rusia masih tetap menghidupkan sejarah patriotisme rakyatnya saat Perang Dunia ke-2.
- Rusia selalu berpikir sebagai penentu utama kemenangan sekutu dalam Perang Dunia ke-2 .
- Penghormatan pemerintah Rusia kepada para veteran Perang Dunia ke-2 masih sangat tinggi.
- Presiden Vladimir Putin ingin menunjukkan bahwa pada dunia bahwa negaranya masih mempunyai peran strategis dalam menjaga keseimbangan militer di kawasan Eropa Timur dan Asia.
Begitulah wajah negara Beruang Merah saat ini.
11 Mei 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H