Mohon tunggu...
Sigit R
Sigit R Mohon Tunggu... Freelancer - masjid lurus, belok kiri gang kedua

Pedagang tanaman hias, menulis di waktu senggang, prefer dari teh daripada kopi, tinggal di Batam

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Banjir di Batam Mulai Ancam Cemari Waduk

7 Desember 2019   18:20 Diperbarui: 7 Desember 2019   18:22 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debit air waduk Seiharapan saat turun. Foto/Joko Sulistyo

Debit air waduk Seiharapan saat turun. Foto/Joko Sulistyo
Debit air waduk Seiharapan saat turun. Foto/Joko Sulistyo
Permasalahan cadangan air di Batam cukup pelik. Saat kondisi kering, waduk-waduk yang ada kehilangan persediaan air hingga taraf mengkhawatirkan. 

Padahal, hanya waduk-waduk itulah penyangga kebutuhan air untuk seluruh wilayah Batam. Jika hujan, air masuk membawa sampah, persediaan yang terbatas itu akan tercemar. Dampaknya, mungkin akan sangat merugikan masyarakat.

Idealnya, BP Batam tidak dibiarkan sendirian mengurus persoalan air baku. Meskipun konsesi atas air dipegang Adya Tirta Batam (ATB) dari BP Batam, namun menjamin air baku tetap tersedia menjadi tanggung jawab bersama.

Pemerintah Kota Batam mestinya mendukung dengan wewenangnya untuk mengurangi faktor resiko dan cemaran penampungan air baku akibat banjir. Persoalan paling mencolok adalah gagalnya sistem persampahan kota.

Benang kusut persoalan sampah yang tidak diurai membuat banyak warga kemudian memilih melemparkan sampah ke saluran air. Saat hujan tiba, gorong-gorong mampet dan diikuti oleh luapan air. Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi di wilayah pesisir.

Di kawasan Bengkong, Sekupang, Telagapunggur, bahkan di Tanjungpiayu dan Nongsa, sejumlah kanal penghubung daratan ke laut kerap dipenuhi sampah kota.

Ke depan, seluruh pemangku kepentingan mestinya dapat duduk bersama, mencari solusi dan berbagi tugas. Bukan hanya untuk mengatasi banjir saat hujan tiba, namun juga dalam rangka menjamin sumber air baku yang terbatas jumlahnya tidak tercemar.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun