Mohon tunggu...
sigit pamungkas
sigit pamungkas Mohon Tunggu... Guru - guru fisika

murid adalah guru kehidupan bagi guru di kelas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kopi dan Kemerdekaan

13 Agustus 2024   13:05 Diperbarui: 13 Agustus 2024   13:21 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"apa ya pak. merdeka ya merdeka. bebas dari penjajah. hidup enak. atau kalo tidak enak ya minumal hidup cukup. ga perlu ngutang sana sini buat muter modal usaha. bisa sekolahin anak murah klo bisa gratis. bisa berobat dengan biaya murah. kalau bisa gratis. nyari kerjaan gampang" jawab bapak itu panjang lebar, berasa saya lagi dikuliahin 2 sks.

"ya klo sekolah gratis kan emang udah gratis pak. berobat gratis juga udah kan pak?"jawab saya

"sekolah gratis ya buat yang negeri. sementara sekolah negeri jumlahnya terbatas pak" tangkis dia pke jurus kera sakti.

"iya juga ya..."jawab saya sambil terguling guling kena jurus kera sakti tadi

" soal berobat juga ya sdh dimudahkan juga pak. cuma masih ada kelas kelasan kadang kita yang ga nyaman dengan kelas kelas itu. dpet kelas 3. ruangan penuh banyak orang. mau naik kelas kita harus nambah kekurangannya" jawabnya lagi

"ya sudah pak. sabar ya pak. semoga bapak selalu diberi rejeki yang cukup dan selalu diberi kesehatan. aamiin"

ga tau mau bicara apalagi, yang jelas kami terdiam dengan pikiran kita masing masing.

si bapak yang mikir gimana klo hari sepi lagi dagangan kopinya. sementara saya lagi mikir gimana cara bayar kopinya yang teryta saya lupa bawa dompet.

indonesia, negeri seribu pulau yang merdeka dengan cara heroik oleh para pahlawan bangsa. tempat bersandar kita di hari tua dengan segala cita dan cinta. 79 tahun sudah indonesia merdeka. sebuah angka yang cukup tua untuk ukuran manusia. sebuah angka yang menunjukan betapa dalam dan jauh perjalanan bangsa ini. semoga apa yng dharapkan bapak penjual kopi tadi bisa segera terwujud . dengan indonesia emasnya. merdeka dengan sesungguhnya. kemerdekaan hakiki. kemerdekaan secara lahir batin. 

Aku tiba tiba tersentak dari lamunan. sementara aku lirik si bapak masih asyik dengan lamunannya. dengan mengumpulkan segenap keberanian aku bilang ke si bapak

"pak, melamun itu memang asyik. tapi kita juga jangan lp dengan kenyataan. kembalilah kedunia nyata pak. hadapi segala rintangan pak. semoga kerasnya kehidupan ini tidak membuat bapak menyerah untuk tetap berjuang untuk mendapingi kemerdekaan bangsa ini"kata saya sambil berapi api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun