Â
telah kususuri pantaipantai sunyi
dengan perahu
dan ribuan puisi yang kutulis bersama gerak musim yang singgah di lenganku
Â
telah kujelajahi setiap sudut sepi
dengan hangat air mata
dan gontai langkahlangkah kaki di sepanjang semenanjung yang kau lukiskan dalam peta
Â
telah kularung pula seribu gambar wajahmu
di pantai itu
agar ombak-ombak yang datang silih berganti
tetap kukenali sebagai bisikmu
Â
namun kini laut tak lagi menderu
debur ombak yang mengisyaratkan rindu telah gagu
doa-doa letih
gemetar di antara kelepak sayap camar
Â
yang kubaca
kini hanya laut yang murung
dengan purnama pucat
dan angin yang kian kedap
Â
Â
Jogjakarta, 11 April 2015
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H