Mohon tunggu...
Sigit Pamungkas
Sigit Pamungkas Mohon Tunggu... swasta -

Tergabung dalam buku Antologi puisi 1. akar hati semesta 2. menatap semesta cinta 3. pesanggrahan hati 4. menatap semesta asa 5. bianglala

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Debur Ombakmu

14 Juli 2015   06:49 Diperbarui: 14 Juli 2015   08:17 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

telah kususuri pantaipantai sunyi

dengan perahu

dan ribuan puisi yang kutulis bersama gerak musim yang singgah di lenganku

 

telah kujelajahi setiap sudut sepi

dengan hangat air mata

dan gontai langkahlangkah kaki di sepanjang semenanjung yang kau lukiskan dalam peta

 

telah kularung pula seribu gambar wajahmu

di pantai itu

agar ombak-ombak yang datang silih berganti

tetap kukenali sebagai bisikmu

 

namun kini laut tak lagi menderu

debur ombak yang mengisyaratkan rindu telah gagu

doa-doa letih

gemetar di antara kelepak sayap camar

 

yang kubaca

kini hanya laut yang murung

dengan purnama pucat

dan angin yang kian kedap

 

 

Jogjakarta, 11 April 2015

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun