Ketiga, menggunakan pendekatan demonstratif untuk memfasilitasi keterlibatan aktif peserta didik sebagai subyek belajar yang mengalami dan menemukan sendiri pengetahuan mereka.
Keempat, menggunakan peta konsep agar pembelajaran terstruktur dan terukur.
Kelima, mendorong keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, menganalisis, dan membuat kesimpulan.
Keenam, mengoptimalkan komunikasi dan kolaborasi dalam mengkonstruksi makna berdasarkan sudut pandang tertentu.
Ketujuh, memberi ruang pengembangan rasa percaya diri, keberanian mengambil resiko, dan berani menerima kegagalan sehingga tidak menyerah untuk terus mencoba (resilience).
Kedelapan, memberikan penilaian baik sepanjang proses pembelajaran maupun hasil akhir berupa produk, performa, atau portofolio (dokumentasi kinerja).
Kesembilan, mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan dalam bentuk understanding (agar pemahaman yang diperoleh dapat tersimpan di memori jangka panjang).
Bahan Bacaan
Abidin, Dr. Yunus. Pembelajaran Multiliterasi Sebuah Jawaban atas Tantangan Pendidikan Abad Ke-21 dalam Konteks Keindonesiaan. Bandung: PT. Refika Aditama. 2015.
Martello, J. Many Roads Through Many Modes: Becoming Literate in Early Childhood. In L. Makin and C.J. Diaz (eds), Literacies in Early Childhood: Changing Views, Chaning Practice. Sydney: MacLennan & Petty. 2002.
Kist, W. New Literacies in Action: Teaching and Learning in Multiple Media. New York: Teachers College, Columbia University. 2005.