Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan fasilitas Amien Rais gunakan Balai Kota DKI Jakarta sebagai basis perlawanan kepada Presiden Jokowi, apakah dibenarkan menggunakan fasilitas negara untuk perlawanan pemeritah sah?
Apa jadinya bila Kepala Daerah lain memberikan fasilitas tokoh -- tokoh untuk  delegitimasi Pemerintah sah, kasus ini mengemuka dari Kantor Balai Kota DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Kegiatan Amien Rais mengisi acara di Balai Kota dengan kedok kegiatan keagamaan dan diberitakan secara luas di media massa memunculkan pertanyaan untuk saya.
Apakah tepat setiap kegiatan keagamaan apa pun bentuknya ditunggangi oleh pesan -- pesan politik untuk menyudutkan pemerintah dan berlokasi di kantor pemerintahan ?
Apakah ini bukan sebuah makar atau kudeta merangkak ?
Barangkali bila kegiatan itu dilakukan oleh pemeluk agama lain dan disiarkan secara luas dan kebetulan Amien Rais dan kelompoknya berkuasa, pasti sudah diberangus habis -- habisan, dituduh memusuhi mayoritas agama.
Kembali ke soal Balai Kota DKI Jakarta, kantor pemerintah ini seharusnya steril dari kegiatan politik praktis , apalagi bertujuan merebut kekuasaan secara sah atau tidak sah. Saya yakin Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tahu tujuan Amien Rais diundang mengisi acara di Balai Kota DKI Jakarta. Saya juga yakin, Gubernur dan Wakil Gubernur memang mempunyai agenda sendiri di tahun politik ini, apalagi di media sosial mulai di"buzz" duet Anies dan Gatot Nurmantyo.
Saya heran, kenapa tidak ada yang mempermasalahkan penyalahgunaan kantor pemerintahan untuk kegiatan  politik yang mendiskreditkan pemerintah sah ? Barangkali publik mendua (ambigu), bila mengecam kegiatan tersebut kuatir dituduh anti-agama meski substansi kegiatan tersebut tidak berpijak pencerahan rohani. Saya yakin tidak semua aparat Pemda DKI Jakarta setuju dengan kegiatan Amien Rais di lokasi kantor pemerintahan DKI Jakarta, karena sebagai abdi negara, aparatur sipil negara (ASN) bersikap mesti netral terhadap politik praktis.
Kompas.com (25/04/2018) melansir 6 (enam) hal yang dilakukan oleh Amien Rais di acara tasyakuran satu tahun Ustadzah Peduli Negeri di Balai Kota DKI Jakarta ini, yakni :
1. Amien Rais menyebut Pilkada DKI Jakarta sebuah Keajaiban
Okelah eyang Amien Rais menyebut kisah di Pilkada DKI Jakarta lalu sebuah kejaiban, sayang Amien tidak menyebut mujizat dari mana, setahu saya "Setan" pun bisa membuat keajaiban. Dalam konteks dikotomi partai  Partai Setan dan Partai Allah,  apakah partai pendukung pemenang  Pilkada DKI Jakarta adalah Partai Allah. Substansi Partai Allah yang saya tangkap dari pernyataan Amien adalah  pemenang kontestasi politik, bila dibalik partai -- partai pendukung Prabowo di Pilpres 2014 adalah Partai Setan. Sebab yang kalah pasti yang jahat (setan), bukankah begitu ?
2. Pengajian disisipkan politik