Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan Fasilitasi Amien Rais Berpolitik Praktis di Balai Kota, Kok Bisa?

25 April 2018   11:08 Diperbarui: 25 April 2018   11:38 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengajian disisipkan politik Untuk mengulang kemenangan itu, Amien berpesan kepada para ustazah agar lebih rajin beribadah. Ia meminta para ustazah juga berpolitik agar calon yang didukungnya menang. Saya mohon ya ini kita jangan kehilangan momentum ini, ini baru jelang pilpres, ustazah kalau peduli negara, pengajian disisipkan politik itu harus, harus itu," kata Amien.Pesan Amien Rais kepada Ustazah ini sangat lugas, dan arahnya kemana kalau bukan untuk menggalang dukungan di kontestasi politik 2019. Modus ini terulang lagi seperti di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, di sebuah video di Youtube, konsultan politik, Eep Saefulloh dengan berapi -- api untuk menggunakan Masjid sebagai basis penggalangan dukungan lewat ustadz -- ustadz.

3. Tunjuk Foto Jokowi selama pidato

Saya yakin Amien Rais mempunyai sifat pendendam akut meski selalu memposisikan diri seorang agamawan, pasalnya Amien merasa terhina dengan terpilihnya Jokowi notabene berasal dari satu kota, dan tidak berjuang seperti dirinya tapi bisa meraih tampuk RI 1. Sedangkan dirinya mengklaim diri sebagai bapak reformasi tapi tak bisa mencapai kursi RI. Barangkali Amien ingin seperti Lech Walesa, tokoh perlawanan terhadap pemerintah Komunis dari Polandia, setelah rezim Komunis jatuh ia menjadi Presiden, atau tokoh HAM dari Afrika Selatan, Nelson Mandela juga menjadi Presiden setelah rezim Apartheid runtuh.

Dalam kegiatan di Balaikota tersebut, Amien menunjuk foto Presiden Jokowi di dinding Balai Kota dengan menyebut elektabilitas Jokowi turun dan sulit menang di Pilpres 2019. Alasan Amien, petahana dengan elektabilitas dibawah 50 persen sulit menang lagi dan menghimbau ustazah agar lebih giat berdoa agar pilihannya menang.  Jelas -- jelas kegiatan Amien Rais ini tidak dibenarkan, sosok paling bertanggungjawab adalah Anies Baswedan, apa jadinya bila semua properti pemerintah dipakai sebagai basis perlawanan terhadap pemerintah sah ?

4. Menuduh media massa sebagai tim sorak

Sakit hati tentunya dialami oleh awak media massa, tuduhan Amien Rais ini cukup serius, dan pura -- pura bodoh seolah tidak tahu fungsi media massa. "Amien lalu mengaitkan langgengya petahana dengan pemberitaan media massa. Ia mengutip salah satu anggapan bahwa media massa seperti pemandu sorak bagi kebijakan pemerintah" (kompas.com 25/04/2018).

Bagi saya, pernyataan Amien Rais memperlihat sikap pesimisnya, de facto menurut kalkulasi politik Jokowi sulit dikalahkan dengan program -- programnya yang mengakar sedangkan pihaknya tak mempunyai kandidat yang layak untuk ditandingkan.

5. Meramalkan Anies

Lagi -- lagi Amien Rais jatuh dalam sikap tidak yakin dengan siapa yang akan dicalonkan untuk berlaga lawan Jokowi, tanpa pikir panjang ia mencomot nama Anies. Entah alasan apa, pastinya Anies adalah calon dari kelompok Amien Rais pada Pilkada DKI Jakarta 2017, atau alasan sama-sama satu etnis dan satu agama, yakni etnis Arab. Padahal publik tahu kapasitas Anies dalam pemerintahan sangat jauh dari di bawah popularitasnya, bahkan ada yang mengatakan Anies payah dalam mengelola pemerintahan.

Saat Amien hampir selesai menyampaikan ceramahnya, Anies naik ke panggung bergabung dengan Anies. Keduanya berjabat tangan. "Mana saya ramal tangannya, insya Allah ini penyelamat negeri," kata Amien menyambut uluran tangan Anies. (kompas.com 25/04/2018).

6. Minta Jangan Kekurangan Logistik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun