Mohon tunggu...
Sigit B. Pamadi
Sigit B. Pamadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger

Penulis berita

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Rakernas IX LDII 2023, Ganjar Pranowo: Masyarakat Tidak Bisa Lepas dari Digital

8 November 2023   14:34 Diperbarui: 8 November 2023   18:16 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA - Masyarakat tidak bisa lepas dari digital. Orang yang mengakses digital rata-rata 5,7 jam/hari dibanding dengan Thailand 4,7 jam/hari. Ada 238 juta jiwa penduduk muslim Indonesia kurang lebih 87% yang akan berhubungan dengan dunia digital.

Hal ini disampaikan oleh Calon Presiden Ganjar Pranowo saat memberikan pemaparan materi di acara Rakernas LDII 2023 di Grand Ballroom Gedung Serba Guna (GSG) Minhajurrosyidin, Jakarta, pada Rabu (8/11/2023).

"Kita harus menjadi produsen bukan konsumen karena pasar yang besar sekali itu bisa kita dorong untuk kita optimalkan dan kita menjadi tuan rumah. Itulah SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik," ujarnya.

Ganjar mengungkapkan transaksi digital yang ada di Indonesia sangat besar yaitu 476,3 Triliun dan aplikasi yang dimiliki bukan punya Indonesia. Indonesia sebagai market diserbu habis-habisan.

"Yuk kita dicolek, diingetin, Ayo kita bangkit," ujarnya.

Oleh sebab itu, kata Ganjar, kita harus terbiasa dengan dunia digital dan penggunaannya.

Ganjar memberikan contoh, wisatawan asal Tiongkok belanja barang diskon di Bali. Ternyata yang diincar wisatawan yaitu kasur dengan merk Made in China. Diskon bisa sampai 70% dan bukan produksi Indonesia. Jadi mereka pesan barang diskonnya dari Indonesia membayarnya pakai aplikasi Tiongkok, dan barangnya antar tidak dari Bali tapi dari Tiongkok dikirim ke alamat pembeli. Jadi tempat belanjanya saja yang di Bali.

"Paham kan sekarang, bagaimana dunia yang maju akan seperti itu," jelasnya.

Selanjutnya Ganjar menyampaikan transisi hijau yang bagaimana mencegah, mengurangi, memperbaiki kerusakan lingkungan.

"Energi yang baru terbaharukan kita itu penting karena kalau kita bicara biaya untuk mencegah mengurangi dan memperbaiki membutuhkan biaya Rp 1.300 Triliun. Terima kasih kepada beberapa Pondok Pesantren  yang rooftopnya sudah menggunakan solar panel, ada mikro hidro yang dipakai, itu keren," ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun