Ya, endak mas ! emang yang boleh pakek istilah wong pinter harus orang kuliahan saja. Gini ceritanya mas dulu saya jualan pertama itu di deket kampus UI dan sekarang ini baru buka cabang di sini (he heee heee ). Saya suka ndengerin mahasiswa itu klo lagi ngerumpi sambil makan bakso saya ini, jadi istilah orang-orang pinter ndak asing buat saya mas (begitu ceitanya he hee ).
Saya :
Sontoloyo tenan, sompret, tak kirain anak UI jualan bakso.jebul pernah mangkal deket kampus UI to!. And terus yang lainya apa bukti kalau Negara ini suka menjalankan manajemen "high cost"?
TBÂ :
Lha itu , pemerintah bentar-bentar rombak cabinet, nambah wakil menteri dan sebagainya lha wong Tuhan aja sang super sibuk gak pernah nunjuk wakil ini pinter-pinteran akhirnya apa mas birokrasi kita gendut,ruwet dan un efisien. Alias jauh dari kata maksimal (tul kan mas). Akhirnya uang rakyat hanya habis untuk membiayai PNS yang kerjanya keluyuran di Mall pada jam kerja. Dan pas kerja minta lagi uang sogok dan suap. Apa itu ngak "high cost" mas ?
Saya :
(manggut-manggut pura-pura ngerti padahal agak sedikit bingung heee ....)
TBÂ :
Kalau manajemen saa bertolak belakang sekali mas, dengan manajemen Negara ini.
Saya :
Apa bedanya hayo ....?