Repotnya kalau baru bisa mengunakan sumpit, semua makanan diambilnya menggunakan sumpit. Yang tak mungkin menjadi mungkin baginya, mamanya teriak, huft. Ada rasa senang ketika berhasil mengajarinya, tidak begitu penting sih mungkin, tapi setidaknya momen kecil seperti ini akan menjadi kenangan indah untuknya kelak.
Setelah bisa memakai sumpit, tinggal membiasakan agar ia tidak lupa, sesekali memasak menu yang bisa di makan memakai sumpit. Beberapa hal sengaja saya ajarkan, walau tidak sepenuhnya. Seperti belajar bahasa Jepang, walau hanya sekadar pengenalan, memperkenalkan diri, menghitung satu sampai dua puluh, tentunya dilakukan seenjoy mungkin agar ia tidak merasa terpaksa melakukannya.
Dia memang tak suka hal yang terlalu menantang dan cenderung berbahaya. Di usianya yang sudah menginjak 6 tahun, ia belum bisa menaiki sepeda dengan roda dua, padahal temanya yang lebih muda usianya sudah bisa semua. Entahlah, apa saya yang kurang memberinya semangat, atau momennya memang belum tepat. Padahal sudah sering belajar, namun semangatnya kalah jauh di bandingkan rasa takutnya jatuh dari sepeda.
Belajar memakai sumpit mungkin lebih menantang baginya, buktinya sekali latihan langsung bisa. Tak apalah bagi saya, semua orang tua juga ingin anaknya serba bisa, tapi itu juga tak mudah tentunya. Kita harus sabar menghadapinya. Seperti halnya merawat tanaman buah, harus dengan cara yang sabar, menyiram, memupuk agar bisa tumbuh subur dan menghasilkan buah yang baik pula tentunya.
Salam, 2017/11/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H