Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mudik Lebaran, antara Uang dan Keluarga

31 Mei 2017   05:35 Diperbarui: 17 Juni 2017   21:22 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal niatan selalu ada untuk bertemu keluarga, kalau ibu bilang "mumpung bapak dan ibu masih ada, pulanglah." Ini adalah kata-kata yang membuat saya kadang suka meneteskan air mata, sulit buat dibantah dengan alasan apapun. Uang habis masih bisa di cari kembali walaupun harus banting tulang sana-sini.

Mahalnya ongkos untuk pulang kampung saat lebaran sebenarnya bisa di tekan, namun terkadang kita belum bisa mengaturnya dengan baik yang akhirnya malah jadi masalah pasca lebaran usai. Beberapa cara pernah saya terapkan, namun masih saja ada kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaanya. Namun tidak ada salahnya juga anda mencoba cara di bawah ini:

  • Menabung untuk keperluan lebaran akan mengurangi beban pengeluaran saat mudik tiba.
  • Membeli tiket pesawat jauh hari atau maksimal sebulan sebelum memasuki bulan puasa akan jauh lebih murah.
  • Gunakan penyedia layanan booking tiket yang sudah ternama, diantaranya memberikan harga khusus jika melakukan pembelian melalui Aplication mobile.
  • Buatlah notifikasi harga tiket, jadi kita tahu kapan harga tiket pesawat turun atau malah naik.
  • Sering-seringlah cek harga tiket di website masing-masing maskapai penerbangan, atau di App yang kamu punya.
  • Jika memungkinkan, pulangkan lebih dulu anggota keluarga yang sudah tidak ada aktivitas, sehingga ongkos pembelian tiket akan jauh lebih murah.
  • Bawalah barang seperlunya, jangan lagi harus mengeluarkan uang hanya untuk membayar kelebihan barang bawaan.
  • Jangan gengsi menggunakan maskapai penerbangan yang menawarkan harga tiket murah, kalau soal ini uang yang berbicara. Semua maskapai memiliki standar safety yang berbeda, namun tetap aman karena telah mengikuti aturan yang ada.

Setelah selesai dengan urusan tiket pesawat, ternyata masih ada lagi yang harus di persiapkan. Lebaran identik dengan serba yang baru-baru, dari mulai perlengkapan rumah, sampai busana yang dikenakan. Bagi saya yang perantauan ini, pulang kampung saat lebaran jika tak membawa buah tangan rasanya ada yang kurang. 

Sekedar membelikan Pakaian muslim untuk ibu dan kain sarung beserta baju koko untuk bapak, merupakan kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Selain buah tangan, saya harus juga mempersiapkan pecahan uang kecil untuk di bagikan pada keponakan dan saudara yang datang. Jadi bisa di bayangkan pengeluaran saat mudik datang, sungguh menguras pikiran hehehe..., Jika saya buat list kira-kira seperti ini:

  • Pembelian tiket pesawat pulang-pergi
  • Uang saku pulang-pergi
  • Oleh-oleh berupa pakaian dan lainya untuk keluarga
  • Uang pecahan untuk THR-an keponakan dan saudara
  • Pembelian oleh-oleh saat kembali dari mudik

Seperti itulah kebutuhan yang harus saya siapkan untuk keperluan mudik, malah saking sibuknya kebutuhan pribadi sampai tak terpenuhi. Namun momen yang hanya datang setahun sekali selalu membawa kebahagiaan tersendiri bagi saya dan keluarga. Untuk yang nanti mudik naik mobil pribadi atau bus sebaiknya lebih berhati-hati, mudah-mudahan proyek tol Trans Sumatera bisa segera rampung jadi bisa memangkas waktu tempuh sehingga lebih cepat sampai di tujuan.

Bukan tak mungkin jika tol Trans Sumatera selesai, saya juga akan mencoba alternatif menggunakan mobil untuk mudik tahun-tahun berikutnya. Pesanya jangan pernah berhenti untuk membahagiakan kedua orang tua selama mereka masih ada.  Kompasianer yang akan pulang ke Medan, sudahkah siap untuk mudik tahun ini?

 

Karawang, 20170531

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun