Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mudik Lebaran, antara Uang dan Keluarga

31 Mei 2017   05:35 Diperbarui: 17 Juni 2017   21:22 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun lalu saya tidak meraskan mudik saat lebaran, karena suatu hal maka saya ganti pulang kampung di akhir tahun. Sangat berbeda rasanya jika kita pulang tanpa momen tertentu, seperti saat lebaran misalnya. Tujuan utama pulang adalah ingin bertemu dengan kedua orang tua, melihat, menyentuh dan mendengarkan mereka bercerita apa saja yang hendak mereka sampaikan.

Senang rasanya jika tradisi mudik lebaran dapat terlaksana, bukan hanya bertemu orang tua, biasanya keluarga besar akan berkumpul dan momen inilah yang kita manfaatkan untuk saling memaafkan saat ada salah kata serta perbuatan. Lalu bagaimana jika niat pulang kampung gagal karena suatu sebab? 

Jarak yang jauh sering menjadi kendala tatkala ingin mudik saat lebaran, apalagi memerlukan ongkos yang tidak sedikit. Saya masih ingat tahun 2004, saat mencoba pulang dari tangerang ke medan, menggunakan moda angkutan bus. Ongkos saat itu masih kisaran 300 Ribu rupiah, membutuhkan  waktu 3 hari 2 malam. Sampai dirumah harus istirahat total karena kelelahan dalam perjalanan.

Tahun ini saya memutuskan untuk mudik lebaran di kampung halaman, siap tidak siap harus siap karena sudah menjadi niatan serta janji pada orang tua. Lahir dan dibesarkan di Sumatera utara, tepatnya di kota Binjai membuat saya harus mengikuti tradisi mudik lebaran hampir setiap tahunya. Ramainya mudik gratis yang di gagas oleh kementrian perhubungan setiap tahun, kenyataanya belum dapat memuaskan semua pihak.

Mungkin karena masalah jarak, makanya tidak pernah saya dengar ada mudik gratis menggunakan bus atau kapal dari Jakarta-Sumatera. Padahal dilapangan banyak sekali perantau di Jakarta yang ingin pulang ke Sumatera namun terkendala dengan biaya yang mahal. Setidaknya ini perlu dipikirkan kembali oleh Kemenhub, karena rakyat Indonesia bukan hanya ada di pulau Jawa saja.

Selain saya, banyak di luaran sana yang juga ingin merayakan momen lebaran bersama keluarga, namun pada kenyataanya belum ada dukungan nyata yang diberikan oleh pemerintah. Jangan menganggap kami yang pulang menggunakan pesawat pasti banyak uang. Saya menabung (itu juga kalau ada) sehabis lebaran sampai tiba kembali lebaran. Hal itu dilakukan hanya untuk berkumpul setahun sekali dengan keluarga tercinta.

Dari pengalaman naik bus, saya tidak pernah lagi melakukan tradisi mudik dengan jalur darat. Naik pesawat udara adalah jalan satu-satunya selain untuk menghemat waktu. Sudah hampir 10 tahun tinggal di Bekasi, pesawat udara adalah pilihan terbaik dari pilihan moda transportasi yang ada saat ini.

Jika memutuskan naik pesawat untuk mudik, kita harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam. Membeli jauh hari adalah pilihan terbaik, namun terkadang karena terkendala jadwal pekerjaan yang belum pasti, maka pembelian tiket baru bisa dilakukan saat mendekati awal bulan puasa. Kalau belinya mepet ya untung-untungan soal harga.

Perjalanan Jakarta-medan membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam, hari biasa kita bisa mendapatkan tiket dengan harga 700 ribu rupiah. Sedangkan mendekati bulan ramadhan, harga tiket naik dua kali lipat. Untuk saat ini harga tiket dari Jakarta ke Medan paling murah sekitar 1,7 juta per-orang, itu adalah harga termurah yang saya beli kemarin. 

Memburu tiket murah pesawat memang tak gampang, harus rajin cek harga  di Website maskapai penerbangan atau travel tiket pesawat online. Kalau sudah memasuki bulan ramadhan biasanya harga tiket sudah mahal, jadi harus cari waktu, mana tau ada harga yang bersahabat.

Setiap pulang mudik ke Medan, saya harus menyiapkan dana setara pembelian 1 unit motor matic, itu baru untuk 3 orang. Bagi sebagian orang mungkin kecil, tapi bagi saya itu sudah sangat menguras pikiran hehehe..., Makanya, banyak orang sering mengurungkan niatan jika harus mudik ke Medan saat lebaran. Bukanya tak mau naik bus atau kapal laut, tapi waktu yang tidak memungkinkanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun