Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Begini Cara Unik Jepang Mengurangi Perokok

15 Oktober 2016   14:01 Diperbarui: 15 Oktober 2016   20:39 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perokok di Jepang. Sumber: Travelturtle.

Rokok, barang tersebut masih saja dan akan selalu menghasilkan perbincangan dan perdebatan yang sangat panjang tetapi juga menarik untuk selalu diulas. Beberapa waktu yang lalu, salah satu Kompasianer telah memaparkan bagaimana efek bagi seorang perokok walaupun sudah berhenti dari kebiasaan tsb, namun pengaruh ke gen bisa bertahan 5 sampai 30 tahun lamanya. Saya merinding saat membacanya, mudah-mudahan bagi para perokok yang membacanya bisa langsung mendapat hidayah untuk segera berhenti dari kebiasaan tsb.

Merebaknya isu kenaikan harga rokok beberapa waktu yang lalu yang sempat menyita perhatian masyarakat, Kini isu tsb hilang seiring dengan banyaknya perdebatan di kalangan masyarakat kita. Berbagai upaya sedang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka perokok, yang mana tiap tahunya mengalami kenaikan. Kendati sudah dilakukan beberapa upaya dengan mengharuskan bungkus rokok di beri gambar yang menyeramkan, akan tetapi tetap saja angka perokok di negara kita belum mengalami penurunan.

Bukan hanya negara Indonesia saja yang sedang melakukan langkah untuk mengurangi jumlah perokoknya, negara Jepang malah sudah beberapa tahun yang lalu telah melakukannya. Dan uniknya baru-baru ini ada salah satu perusahaan Jepang yang membuat tempat untuk merokok, namun tujuan dibuatnya  tempat tsb bukan untuk memanjakan penggunanya, melainkan untuk mengurangi aktivitas merokok dan diharapkan nantinya dapat berhenti dari kebiasaan merokoknya.

Perusahaan pembuatnya adalah Hishinetsu, berada di daerah Tokyo, Jepang. Mereka menjual Box untuk merokok yang hanya muat tidak lebih dari satu orang saja. Box untuk merokok tersebut lebih mirip dengan telepon umum, jadi sangat gampang untuk di rakit . Box tersebut juga dilengkapi dengan Fan yang bekerja sebagai penghisap asap rokok dan juga filter untuk mengurai asap rokok pada bagian atasnya.

Foto|Mainichi.jp
Foto|Mainichi.jp
Untuk ukurannya memang sengaja di design pas untuk tubuh orang dewasa. Lebarnya hanya 60 x 60 cm, dengan tinggi 230 cm. Bisa dibayangkan bagaimana sempitnya tempat merokok tsb. Untuk harganya lumayan mahal, harga satu set ¥ 216.000, jika di rupiahkan dengan rete 120 sekitar Rp 26,000,000, Wow lumayan juga yach.

Box untuk merokok tsb di harapkan dapat mengurangi keinginkan seseorang untuk merokok, bagi siapa saja yang menggunakannya. Jika dilihat dari ukurannya lebih cocok ditempatkan dikantor yang berada di gedung bertingkat. Karena Selain hemat waktu, design kotak yang dibuat transparan di harapkan dapat membuat orang canggung saat merokok dan akhirnya mengurangi frekuensi merokoknya. (Sumber disini)

Di negara Jepang, selain rokok yang dijual pada vending mesin, mereka juga menggunakan taspo untuk menekan angka perokok di bawah umur. Beda jepang beda juga di negara kita, di sini kita belum ada aturan yang dapat menjadi acuan untuk melarang penjualan rokok untuk anak yang masih dibawah umur. Namun, bagaimanapun juga pemerintah pasti lebih aware, dan semoga segera mencari jalan keluar secepatnya untuk menanggulangi masalah klasik tsb.

Bercerita tentang mahalnya rokok di negara jepang, saya mempunyai cerita yang  mungkin menarik namun bukan untuk di tiru tentunya namun ada ending yang membuat saya dan boss ditempat kerja akhirnya memutuskan untuk berhenti merokok. Sekitar tahun 2013, saya, boss dan beberapa rekan kerja ada training pekerjaan dari perusahaan yang dilakukan di negeri sakura. Saya dan boss termasuk perokok dan bawaaan wajib bagi perokok ya membawa sebanyak mungkin, selama masih dalam batas yang di perbolehkan.

Waktu itu saya hanya membawa tak lebih dari satu slop rokok, selain bukan perokok aktif alasannya. Saat itu saya tidak bertanya berapa rokok yang dibawa oleh bos saya, dan kami-pun tiba di tempat tujuan. Sambil ngobrol dan Unpacking barang bawaaan, saya kaget karena boss saya tsb membawa banyak persediaan rokok. Padahal dalam regulasinya, maksimal yang boleh di bawa yaitu 250 batang (CMIIW). Total yang di bawa saat itu kalau tidak salah lebih dari 6 slop, jadi sekitar 960 batang (1 slop isi 10 pack). Ternyata dari sekian slop yang dibawa, beberapa di titipkan ke rekan kerja saya hehehe...., cerdas boss saya,  tapi jangan ditiru yah.

Berhubung saat itu sedang musim dingin, aktivitas merokok juga meningkat dengan sugesti untuk menghalau udara dingin yang menusuk kulit. Rokok yang saya bawa hanya bertahan 1.5 bulan, dan selebihnya saya membeli rokok negara sana. Soal harga rokok sudah jelas mahal, bukan dilihat dari mata uang, namun warga di sana juga menyatakan hal yang samal. Untuk medapatkanya saya harus membelinya ke Mini market yang lumayan agak jauh, mengalahkan rasa dingin karena tidak mempunyai kartu Taspo.

Ternyata dari beberapa teman lama saya (warga jepang) dampak dari kenaikan harga rokok cukup berpengaruh signifikan. Selain kampanye tentang bahaya rokok, pemerintah jepang juga melakukan sejumlah kebijakan. Tempat publik seperti bandara, station kereta, sudah sulit ditemukan tempat untuk merokok. Dulu saat masih tinggal di sana terakhir sekitar tahun 2007, kita masih dapat menemukan tempat duduk di station kereta di lengkapi dengan asbak rokok. Namun pemandangan sekarang akan sangat berbeda jauh, sangat susah menemukan tempat untuk merokok.

Foto|Station kereta api tanpa asbak rokok|dokpri
Foto|Station kereta api tanpa asbak rokok|dokpri
Jika membahas soal bahaya rokok untuk kesehatan, mungkin tidak akan mempan dan berpengaruh bagi seorang perokok. Hanya kesadaran dari dalam diri yang mampu membuat seorang perokok dapat menghentikan kebiasanya. Jika saya memutuskan untuk berhenti merokok, bukan berarti saya lepas dari segala penyakit, karena saya sadar belum benar-benar terlepas dari asap rokok. Setidaknya saya masih dapat menikmati segarnya udara yang saya hirup tanpa asap rokok.

Dan kabar baiknya beberapa bulan yang lalu boss saya yang dulu perokok berat, kini juga memutuskan berhenti merokok secara total. Untuk alasan berhenti, saya tidak pernah bertanya lebih jauh karena masing-masing orang pasti punya alasan tersendiri, nanti deh akan saya tanyakan alasan dan jika memungkinkan akan saya jadikan tulisan yang mudah-mudahan dapat  menjadi Insprasi bagi banyak orang.

Jepang sebagai contoh kecil, sudah melakukan banyak hal untuk menekan angka para perokok di negaranya. Menaikan harga rokok, penggunaan Taspo (kartu untuk membeli rokok di mesin vending) untuk menghindari pembeli yang belum cukup umur. Dan kemunculan Box tempat merokok yang dibuat oleh salah satu perusahaan di negara tsb, membuktikan ada semacam komitmen untuk membantu pemerintah dengan cara sederhana namun akan ada manfaat yang akan didapatkan. 

Awalnya dibuat untuk menumbuhkan rasa canggung dan malu untuk penggunanya, namun dengan makin sulitnya ditemukan tempat untuk merokok dan gencarnya kampanye kesehatan tentang bahaya merokok diharapkan mampu menyadarkan mereka yang sulit berhenti dari kebiasaanya. Lalu bagaimana jika di coba di Implementasikan di negara kita, menarik juga untuk di coba tentunya. 

Tapi saya pesimistis, bisa jadi Box tempat merokok tsb malah digemari atau bahkan malah sebaliknya hehehe..., Bagi karyawan yang bekerja di gedung bertingkat dan area untuk merokok hanya ada di lantai bawah, tentu malah jadi membantu kendati ruangnya sempit tapi bisa lebih hemat waktu. Bisa jadi tujuan awal pembuatan Box merokok tsb tidak tercapai yaitu untuk mengurangi aktivitas merokok. Jadi bagaimana menurut pendapat anda?

Bekasi, 20161015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun