Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bahaya 'Ngelem' dan apa Tindakan Pemerintah?

26 Februari 2016   04:25 Diperbarui: 31 Maret 2016   14:53 5571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trichloroethylene digunakan dlm industry pelumas logam dan industry dry clean. Juga dalam tinta cetak, cat pernis, perekat, tinta mesin fotokopi, printer, dan serbuk halus kertas. Cairan pengoreksi tulisan juga bisa melepaskan Trichloroethylene ke udara.

Trichloroethylene berpotensi menyebabkan kanker. Trichloroethylene mampu memberikan efek akut dan kronis bagi manusia yang terpajani olehnya. Trichloroethylene yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyerang sistem syaraf pusat manusia dengan symptoms seperti kehilangan keseimbangan, sakit kepala, mudah bingung, euforia, hilangnya gairah/semangat, dan lemah/lesu.

Target organ lain dari gangguan pajanan senyawa ini yang dilaporkan di antaranya adalah hati, ginjal, sistem imun dan kelenjar endokrin. Selain itu, pajanan Trichloroethylene juga dilaporkan dapat mengganggu perkembangan tubuh manusia. Ada suatu studi epidemiologi yang melaporkan bahwa pajanan Trichloroethylene berhubungan dengan kejadian kanker pada manusia, terutama di ginjal, hati, leher, dan sistem limfe. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan meningkatnya risiko tumbuhnya benigna pada ginjal, paru-paru, hati, limfe, dan testis. (Sumber di sini)

Sama seperti narkoba pada umumnya, efek 'Ngelem' akan menyerang susunan saraf di otak sehingga bisa menyebabkan kecanduan. Dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan otak, sementara dalam jangka pendek risikonya adalah kematian mendadak (Sudden Sniffing Death). Seseorang yang 'Ngelem' atau menghirup uap lem hingga mabuk, efeknya hampir mirip dengan jenis narkoba yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang dan rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam sesudahnya. Karena keasyikan ngelem ini kadang-kadang perut tidak merasa lapar meski sudah jamnya makan (sumber di sini).

Melakukan perhatian khusus terhadap Anak

Orang tua pastinya tidak ingin anaknya terjerumus kepada masalah seperti narkoba, atau sejenis barang berbahaya lainya. Maka hendaknya kondisi tsb harus segera dilakukan penanganan, melakukan pengamatan dan memperhatikan betul kondisi anak, bagaimana perubahan fisiknya setiap hari, perilaku dan siapa temannya. Ini bukan mencurigai anak, tapi setidaknya dengan mengetahui dengan benar kondisi anak dan siapa saja teman bergaulnya, itu saja sudah salah satu cara atau bentuk perhatian kita terhadap mereka.

Di rumah kita bisa mengawasi segala gerak geriknya, tetapi ketika sekolah kita hanya mengantungkan tanggung jawab kepada gurunya. Sering terjadi orang tua dipanggil ke sekolah karena ada masalah pada anaknya, orang tua hanya tau anaknya berangkat ke sekolah dan pulang tepat waktu sampai dirumah. Pada kasus kebanyakan, anak tidak masuk sekolah, bisa karena banyak masalah di keluarga atau di Sekolah.

Sedikit saja bisikan itu datang, anak akan mudah terjerumus dalam pergaulan dan lingkungan bermain yang tidak sehat. Ngelem adalah aktifitas kebanyakan pelajar yang salah dalam bergaul, kurangnya perhatian orang tua menjadi salah satu faktor si anak kenal dengan hal-hal diluar dari perkiraan kita.

Barang tsb (Baca:Lem) sangat berbahaya jika pemakainya disalahgunakan, dan buktinya memang demikian adanya. Hal ini yang seharusnya juga mendapat perhatian lebih dari orang tua karena akibat yang ditimbulkan sama dengan jenis Narkoba. Barang berbahaya tsb lebih banyak digunakan oleh kalangan pelajar tingkat pertama, bahkan di beberapa daerah sudah menjalar dikalangan pelajar tingkat dasar (SD).

Sungguh ironis jika Pemerintah gencar melakukan pemberantasan narkoba, justru ada barang yang lebih berbahaya dan terbukti disalahgunakan tapi tidak ada tindakan konkrit yang dilakukan. karena tidak termasuk jenis narkoba maka tidak ada undang-undang yang bisa menjerat para pengguna barang berbahaya tsb.

Jika ditelusuri penggunaan Lem berbahaya ini banyak terjadi di luar pulau Jawa, di daerah Medan sumatera utara sendiri sudah sangat memprihatinkan. Jika terus dibiarkan, maka generasi muda kita bisa rusak, apalagi efek yang ditimbulkan sangat-sangat berbahaya. Di sini Peran orang tua saja tidaklah cukup untuk mengatasi masalah tsb, sangat dibutuhkan campur tangan semua pihak, bagaimana solusi yang bisa di terapkan untuk menanggulangi masalah tsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun