Mohon tunggu...
Sigit Bayu Pamadi
Sigit Bayu Pamadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengisi waktu luang membuat berita yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Senkom Rescue Brebes Bersama BPBD, TNI, Polri Bantu Warga Terdampak Bencana Tanah Gerak

14 November 2022   23:39 Diperbarui: 14 November 2022   23:52 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BREBES - Senkom Rescue Kabupaten Brebes Wilayah Bumiayu bergabung bersama BPBD, TNI, Polri, dalam rangka membantu warga yang terdampak bencana tanah gerak di desa Sridadi Kecamatan Sirampog, Minggu (13/11/2022).

Bersama warga bahu - membahu mengevakuasi warga dan merelokasi sekitar 35 rumah warga yang terdampak tanah gerak untuk dipindahkan ke hunian sementara.

koordinator lapangan Senkom Rescue Brebes wilayah Bumiayu, Amirudin menyampaikan Senkom  menerjunkan sekitar 20 anggota Rescue dalam membantu warga memindahkan rumah yang terdampak tanah gerak untuk dipindahkan ditempat yang aman.

"Ini merupakan pengabdian Senkom kepada masyarakat dalam penanganan bencana, berkoordinasi dengan BPBD, TNI dan Polri," kata Amirudin.

Sementara itu, Koordinator Satgas Pos Bumiayu BPBD Brebes, Budi Sujatmiko, menyebutkan bahwa rekomendasi hasil kajian Badan Geologi Kementerian ESDM untuk Desa Sridadi sudah keluar. Menurutnya, kajian kali ini merupakan yang kedua dan kesimpulan yang dikeluarkan hasilnya sama, yaitu, sebagian wilayah di Desa Sridadi tidak layak untuk ditinggali.

"Rekomendasi sudah dua kali keluar, hasilnya sama, wilayah Dukuh Karanganyar, Karanggondang, dan Pengasinan tidak layak untuk ditinggali dan warga harus direlokasi karena berada di mahkota longsor," ungkap Budi.

Budi menyebut lokasi ketiga dukuh itu berada di mahkota longsor sehingga tanahnya labil dan mudah terjadi pergerakan tanah. Terlebih jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi

Selain merusak rumah, pergeseran tanah ini juga membuat jalan provinsi di desa ini ambles hingga beberapa meter. Akibatnya, jalan penghubung Bumiayu Brebes dan Bumijawa Tegal di lokasi itu semakin curam dan berbahaya.

"Bencana tanah bergerak terjadi karena tingginya intensitas hujan sehingga pergerakan tanah memicu amblasnya jalan. Saat ini kondisi jalan juga memprihatinkan. Badan jalan patah dan amblas, padahal pemeliharaan dan pengepresan jalan terus dilakukan pihak Bina Marga Jawa Tengah," ujarnya.

Amblesnya badan jalan diakibatkan konstruksi tanah yang sangat labil. Hal ini memicu terjadinya pergerakan pada lapisan bawah tanah yang mengarah ke Sungai Keruh di sisi selatan.

"Hasil penelitian yang dilakukan tim Geologi Bandung dan ESDM beberapa waktu lalu, lokasi ini tidak layak sebagai wilayah hunian maupun sarana jalan. Kondisi tersebut karena pada titik yang sama, juga merupakan mahkota longsor dari pergerakan tanah," kata Budi.

Selama musim hujan ini, tambahnya, pergerakan tanah di lokasi ini akan terus terjadi. Pergerakan tanah bisa dilihat dari semakin dalamnya cekungan pada bagian jalan, hingga menyulitkan pengendara yang melintas.

"Untuk itu, kami mengimbau kepada pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintasi lokasi jalan amblas ini," pesannya. (syt/bbp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun