Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Agar Negosiasi Tidak Jadi Debat Kusir Belaka

19 November 2024   15:02 Diperbarui: 19 November 2024   15:14 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar negosiasi | Dokumen Foto via Freepik.com

Negosiasi adalah sarana penting untuk mencapai kesepakatan dalam suatu urusan, baik itu bisnis maupun soal pekerjaan. Negosiasi membutuhkan kecakapan personalnya agar dapat mencapai kata sepakat di antara pihak yang terlibat.

Pada umumnya setiap kantor tidak akan sembarangan dalam mengutus duta negosiasi mereka. Para pihak yang berangkat negosiasi pasti sudah dipilih berdasarkan kecakapan dan pengalaman dalam bernegosiasi.

Negosiasi kadang berjakan lancar, kadang berlangsung alot, bahkan ada juga yang ujung-ujungnya jadi debat kusir belaka tanpa menghasilkan kesepakatan bersama yang diinginkan.

Nah, berkaitan dengan itu, maka dalam artikel ini, penulis ingin membahas bagaimana agar kiranya negosiasi itu tidak hanya jadi debat kusir belaka dan ujungnya tidak ada keputusan negosiasi.

Yang jelas, penyebab dari negosiasi itu hanya jadi debat kusir dan bahkan perseteruan belaka adalah karena masing-masing pihak lebih mempertahankan egosentrisnya, bahkan ada kesan tidak adanya rasa saling menghargai dan menghormati serta masing-masing pihak ingin dominan.

Padahal negosiasi itu harusnya berlangsung khidmat dan bersahaja, untuk menuju kesepakatan yang ingin dicapai bersama. Tapi yaitulah yang kerap terjadi, negosiasi gagal akibat dalam prosesnya hanya berisikan debat kusir belaka.

Jadi, bagaimana agar kiranya negosiasi tidak hanya menjadi ajang debat kusir belaka?

Ilustrasi gambar negosiasi | Dokumen Foto via Freepik.com
Ilustrasi gambar negosiasi | Dokumen Foto via Freepik.com

1. Negosiasi Harus Akuntabel.

Akuntabel artinya bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan. Akuntabel juga dapat diartikan sebagai sikap jujur, disiplin, dan berintegritas tinggi dalam setiap pelaksanaan negosiasi.

Ya, negosiator adalah duta  kantor, oleh karenanya harus bisa bertanggung jawab penuh dalam mengemban amanah kantor, harus bisa menjaga kredibilitas kantor saat negosiasi.

2. Negosiasi harus menegedepankan transparansi.

Transparansi adalah keadaan yang jelas, nyata, dan bersifat terbuka. Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam konteks pemerintahan, perusahaan, penelitian, maupun hubungan.

Nah, transparansi ini jugalah yang menentukan bagaimana keajegan berjalannya negosiasi, dengan transparan dalam mengemukakan apa yang akan dinegosiasikan, maka masing-masing pihak percaya bahwa mereka mengemban amanah misi kantor.

3. Saling menghargai.

Adanya sikap ingin dominan dalam negosiasi, maka inilah cikak bakal terjadinya situasi saling tidak menghargai dan menghornati antara lawan bicara.

Oleh karenanya, sikap ingin mendominasi ini sebaiknya dikebelakangkan, alangkah baiknya kalau dalam negosiasi yang dikedepankan adalah sikal saling menghargai dan salinh menghormati.

4. Mengendalikan emosi.

Gagalnya proses negosiasi juga diakibatkan oleh adanya sikap saling emosional di antara kedua belah pihak yang bernegosiasi. 

Oleh karenanya, penting untuj mengendalikan emosi ini saat negosiasi sedang berlangsung, sehingga negosiasi dapat berjalan khidmat, nyaman, dan tenang.

5. Mengontrol egosentris.

Keegoisan masing-masing pihak dalam bernegosiasi, inilah juga yang jadi penyebab negosiasi jadi ajang debat kusir belaka, karena masing-masing selalu ingin diakui kehebatannya.

Sebaiknya kendalikan sikap egoisme ini dengan bijak, untuk mengedepankan sikap saling guyub dan memelihara tali silaturahmi di antara pihak yang saling bernegosiasi.

------

Nah, inilah kiranya yang bisa penulis sampaikan agar bagaimana negosiasi itu tidak jadi ajang debat kusir belaka. Kalau negosiasi hanya jadi ajang debat kusir belaka maka tidak ada kesepakatan yang dicapai, artinya negosiasi gagal terselenggara.

Artinya juga, para duta negosiasi yang diutus oleh masing-masing kantor gagal dalam mengemban tugas yang diamanahkan.

Demikian kiranya artikel singkat ini, semoga dapat bermanfaay.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun