Karyawan yang bertipikal provokator itu yang seperti apa?
Ya, karyawan ini adalah karyawan yang suka menghasut, memancing kekisruhan, mengadu domba. Teamwork bisa hancur berantakan bila didalamnya ada karyawan bertipikal provokator ini. Bahkan secara keseluruhan, bisa berdampak signifikan terhadap manajemen kantor.
Inilah yang jadi penekanan pentingnya, kenapa kantor harus tahu terkait kebereksistensian karyawan bertipikal provokator ini. Karena dampak eksitensi dari karyawan bertipikal provokator ini sangat signifikan mempengaruhi iklim kantor.
Sering terjadi adalah kantor hanya tahu tiba-tiba ada konflik, tiba-tiba iklim kantor jadi enggak kondusif tanpa tahu akar masalahnya yang ternyata dari ulah karyawan bertipikal provokator ini.
Ya, mengendus sepak terjang kelakuan karyawan provokator ini memang butuh kejelian dari pihak manajemen kantor dan para atasan.
Tidak mudah memang, tapi sangatlah bisa diatasi bila pihak manajemen kantor ataupun para atasan mampu mengidentifikasi konflik dan situasional kekisruhan yang terjadi di kantor.
Yang jelas, adanya karyawan bertipikal provokator ini harus diatasi. Kalau enggak, ya bakal terus-terusan bikin iklim kantor enggak nyaman dan enggak kondusif.Â
Lantas, langkah apa yang bisa diterapkan untuk bagaimana mengetahui adanya eksistensi karyawan yang bertipikal provokator ini?
1. Kejelian mengidentifikasi konflik dan ketidak kondusifan situasi.
Ketika terjadi konflik dan situasi yang tidak kondusif di kantor, maka pihak manajemen kantor harus jeli mengidentifikasinya. Terkait sebab kenapanya iklim tidak kondusif dan konflik tersebut terjadi di kantor.
Pihak manajemen kantor harus bisa menilai dan mengevaluasi dengan bijaksana setiap karyawan, sehingga dapat mengendus ketersangkut pautan oknum karyawan yang menjadi provokator tersebut.
2. Obyektif dalam meneliti konflik dan kekisruhan.
Kerap kali dalam hal meneliti konflik dan kekisruhan ini, pihak manajemen kantor terpengaruh pada situasi yang subyektif. Menerima sumber informasi hanya dari satu sumber saja yaitu berasal dari si provokatornya. Inilah kesalahan fatalnyaÂ
Sehingga yang terjadi adalah, karyawan bertipikal provokator semakin berhasil menjalankan aksinya, dan memperkuat alibi provokasinya di dalam lingkungan kantor.
Oleh karenanya, pihak manajemen kantor jangan sampai semakin terbawa ke dalam permainan karyawan bertipikal provokator. Sehingga harus obyektif dalam meneliti konflik dan kekisruhan dengan menggali informasi fakta dari berbagai sumber yang tentunya menjadi dasar dalam mengambil langkah tindak lanjut atas situasi yang telah terjadi di kantor.
3. Akomodir berbagai sumber informasi dengan bijak.
Menggali dari berbagai sumber informasi dan fakta akibat terjadinya iklim kantor yang tidak kondusif yang merupakan dampak dari ulah karyawan bertipikal provokator ini adalah penting diterapkan oleh kantorÂ
Sehingga pihak manajemen kantor dapat menemukan siapa sih sebenarnya provokator yang sesungguhnya, apa sih akar masalahnya, apa sih penyebabnya.
Dengan begitu ketika sudah ditemukan siapa biang keladinya atau dalangnya, maka pihak manajemen kantor dapat memastikan memberi tindak lanjut dan menetralisir iklim kantor yang tidak kondusif tadi akibat ulah karyawan bertipikal provokator tersebut.
-----
Ya, karyawan bertipikal provokator ini layaknya duri dalam daging, dia akan terus membuat onar suasana atau iklim kantor menjadi tidak kondusif. Kalau tidak diatasi, maka sangatlah berdampak negatif bagi iklim kantor. Oleh karenanya, karyawan bertipikal provokator ini haruslah diatasi, agar iklim kantor sehat.
Demikian kiranya artikel singkat ini, semoga dapat bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H