Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dear Leader, Ini 7 Hal yang Bikin Teamwork Tidak Kompeten dan Solusinya

26 Februari 2024   13:53 Diperbarui: 26 Februari 2024   16:26 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar leader yang bertipikal toxic dalam memimpin team work | Dokumen Foto Via Freepik.com

Team work yang Anda pimpin enggak kompeten dan kalah bersaing dengan team work yang lainnya yang ada di kantor?

Lantas, apakah yang Anda lakukan, apakah justru Anda sebagai leader malah lebih banyak men-judge bahwa para anggota team work yang menjadi biang keladinya atau bagaimana?

Ya, yang jelas evaluasi secara keseluruhan amatlah penting, khususnya Anda sebagai leader-nya, karena biar bagaimanapun juga leader-lah yang mesti pasang badan untuk bertanggung jawab terhadap kinerja team work secara keseluruhan.

Bisa jadi malah justru Anda sendiri sebagai leader yang barangkali perlu "taubat",  wawas diri, dan introspeksi diri terkait sebab kenapa tidak kompetennya dan gagal bersaingnya team work Anda di kantor, sehingga memang perlu menelisik secara mendalam apakah yang menjadi penyebabnya untuk kedepannya jadi lebih baik lagi.

Lantas, apa kira-kira yang menjadi penyebabnya kenapa team work jadi enggak kompeten?

1. Leader tidak terampil dalam memiliki kemampuan mengelola people skills.

Kepemimpinan leader yang tidak terampil dan trengginas dalam mengelola kemampuan anggota team work dapat menenggelamkan bakat dan potensi anggota team work.

Padahal anggota team work sebenarnya punya talenta yang andal kalau tepat diberdayagunakan dengan optimal, tapi karena leader kurang gesit ataupun peka dalam melihatnya makanya malah jadi kalah bersaing. Oleh karenanya, agar team work kompeten, maka leader harus mampu mengelola dan melihat dengan cermat, serta membina bakat dan potensi anggota team work.

2. Leader tidak cermat menempatkan anggota team work pada role yang tepat.

Punya anggota team work dengan talenta masing-masing, tapi leader-nya tidak cermat menempatkannya dalam role, inilah juga yang menjadi kesalahan leader.

Oleh karenanya leader harus menerapkan metode pembinaan, bagaimana agar dapat menemukan siapa anggotanya yang tepat untuk ditempatkan dalam role kerja bagi team work.

Tidak bisa asal menempatkan dalam role, karena pasti akan tidak efektif dan banyak kendala yang akan dihadapi ketika berbenturan dengan dinamika kerja.

3. Leader malah membuat suasana kerja yang toxic.

Ini kadang dilakukan secara sadar dan tidak sadar, leader malah otoriter, tertutup dengan masukan, reaktif negatif, lebih banyak marah, tidak toleran terhadap kesalahan, lebih sering menghukum, tidak ada reward, dan sifat toxic lainnya.

Sudahlah, lebih baik dari sekarang "taubat" untuk wawas diri menjadi leader yang green flag, leader disukai dan dipercaya oleh anggota team work karena good leader.

Ilustrasi gambar leader yang bertipikal toxic dalam memimpin team work | Dokumen Foto Via Freepik.com
Ilustrasi gambar leader yang bertipikal toxic dalam memimpin team work | Dokumen Foto Via Freepik.com

4. Leader terlalu memberi beban kerja yang terlalu berlebihan atau kelewat batas.

Terkadang leader kerap memberi beban kerja yang terlalu berlebihan atau kelewatan, termasuk tugas tambahan di luar job desc yang begitu sering kepada anggota team work.

Benar sih, tambahan tugas di luar job desc dapat membina dan meningkatkan mutu dan kualitas anggota team work, namun demikian jangan juga terlalu sering dibebankan kepada anggota team work.

Kalau dalam rangka membina anggota team work tentu boleh, tapi yang sebatas normalnya saja, sehingga tidak semakin memperberat beban kerja anggota team work.

5. Leader terlalu kaku dan kolot dalam menerapkan kebijakan.

Susah dibantah, susah dikasih saran, kalau sudah maunya enggak bisa enggak dan pokoknya harus sesuai apa maunya, inilah yang namanya leader itu terlalu kaku dan kolot.

Enggak bisa begitu sebenarnya, karena kalau begitu namanya egois dan terkesan otokratif, inilah yang kerap juga membuat anggota team work tertekan dan menjadi alasan mereka enggak betah.

Oleh karenanya, leader harus selalu berlaku fleksibel kepada anggota team work, mau dengan pintu terbuka mendengar ide, saran, solusi, dari anggota team work.

6. Leader tidak cerdas dalam memberikan problem solving.

Ada permasalahan dalam team work bukannya dicari bagaimana penyelesaian atau solusinya, malah cari-cari kesalahan anggota team work, dan bahkan melampiaskan kesalahan dan kemarahan kepada anggota team work.

Semestinya, ketika ada permasalahan dalam team work, maka leader harus berupaya memecahkan masalah yang terjadi, bukannya semakin memberi preasure anggota team work.

7. Leader tidak peka memberi ruang kesempatan bagi anggota team work untuk berkembang.

Anggota team work itu berhak mengembangkan diri, berhak mendapat wawasan dan pelatihan yang memadai, tapi terkadang leader enggak peka dengan bakat dan potensi anggota team work, sehingga terkesan membatasi anggota team work untuk berkembang dan kreatif.

Kerap kali leader terkesan takut kemampuannya dilewati oleh anggota team work atau takut dikalahkan anggota team work, padahal leader mestinya enggak boleh begitu, harusnya bangga kalau anggotanya kariernya meningkat dan malah lebih bagus bagi kedepannya.

Nah, inilah beberapa hal yang dapat penulis bagikan terkait sebab kenapanya team work itu jadi enggak kompeten dan kalah daya saing. Semoga apa yang penulis bagikan ini dapat menambah wawasan bagi bersama.

Demikian artikel singkat ini.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun