Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tobat Ekologis untuk Indonesia Lestari

6 Februari 2024   16:06 Diperbarui: 6 Februari 2024   16:12 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar tobat ekologis | Dokumen foto via Freepik.com

Saya pernah melihat tetangga sebelah rumah saya membakar sampah, asap pembakaran dari berbagai jenis sampah ini bikin polusi udara dan menyengat, serta menyebar kemana-mana.

Asap yang tentunya berbahaya bagi kesehatan ini pun terhirup oleh saya dan keluarga seisi rumah serta para tetangga sekitar lainnya.

Pada waktu berikutnya, eh giliran tetangga depan rumah melakukan juga hal yang sama. Berikutnya lagi tetangga ujung komplek juga melakukan hal yang sama.

Ah, sudah sebegitu tidak pedulikah mereka ini pada kelestarian dan kesehatan lingkungan? 

Apakah sudah sebegitu membudayanya kebiasaan buruk yang dilakukan tersebut?

Tidak tahukah mereka bahwa memusnahkan sampah dengan cara membakarnya adalah menjadi ancaman bagi kesehatan dan kelestarian lingkungan?

Yang jelas kalau saya yang menegur langsung terkait tingkah polah para tetangga yang memusnahkan sampah dengan cara dibakar ini, pastilah akan terjadi konflik, masalah bukannya selesai, eh malah hubungan kerukunan bisa terdampak.

Jadi saya memutuskan untuk bertandang ke rumah Bapak Ketua Rukun Tetangga (RT) terkait solusi dari permasalahan tersebut, inilah juga yang menjadi bagian dari aksi saya dalam rangka menentukan masa depan lingkungan sustainable. Termasuk juga bagian dari upaya saya dalam rangka mendukung energi untuk lingkungan hidup dan kemajuan Indonesia.

Setelah saya menyampaikan maksud kedatangan saya, Pak RT menyampaikan kepada saya bahwa kedepan akan digelar sosialisasi yang berkaitan dengan masa depan lingkungan yang sustainable. Termasuk terkait laporan saya tersebut. Soal adanya warga memusnahkan sampah dengan cara dibakar.

Selang beberapa hari kemudian ada pengumuman dari Pak RT langsung kepada seluruh warga melalui surat pemberitahuan resmi bahwa akan ada sosialisasi secara door to door yang akan dilaksanakan oleh para Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berkaitan dengan kesehatan dan kelestarian lingkungan.

Ilustrasi gambar tobat ekologis | Dokumen foto via Freepik.com
Ilustrasi gambar tobat ekologis | Dokumen foto via Freepik.com

Alhamdulillah, ternyata aduan saya dapat tanggapan yang positif dari Pak RT yang ditindak lanjutinya juga dengan menggelar sosialisasi soal lingkungan yang berkelanjutan.

Meskipun narasumbernya adalah dari para Mahasiswa KKN tapi setidaknya ada upaya baik untuk peduli kepada kesehatan dan kelestarian lingkungan.

Tiba pada giliran saya dan keluarga mendapat sosialisasi, saya dan keluarga pun menyimak dengan saksama apa yang di sampaikan oleh para Mahasiswa tersebut. Tidak sedikitpun kami menyepelekan apa yang disampaikan oleh para Mahasisawa KKN ini.

Termasuk soal bagaimana memusnahkan sampah rumah tangga yang tidak diperkenankan untuk dibakar, kalau mau memusnahkan bisa dengan cara dipendam itupun jangan sampah plastik karena lama terurainya.

Para Mahasiswa tersebut mengimbau agar sampah plastik, termasuk logam, besi, dan kertas mesti dipisahkan tersendiri baru bisa dibuang ditempat sampah yang disediakan atau dikumpulkan dahulu kemudian bisa dijual kepada tengkulak yang mengelola sampah tersebut, ada juga sosialisasi tentang daur ulang dan bagaimana mengompos sampah organik menjadi pupuk.

Intinya apa yang disosialisasikan oleh para Mahasiswa KKN ini berdampak bagus dan mengedukasi warga di sekitar kampung saya tinggal, dan saya rasa ini bagus untuk membangun kesadaran tobat ekologis bagi bersama.

Memang setelah digelar sosialisasi tersebut, ada perubahan signifikan terkait perilaku warga terhadap lingkungan, meskipun masih ada beberapa oknum tetangga yang masih memusnahkan sampah dengan cara dibakar.

Hal inipun kembali saya infokan kepada Pak RT terkait hal tersebut, ini saya bukan berarti tukang lapor-lapor atau provokator, ya. Enggak, lah, tapi tindakan saya tersebut saya lakukan adalah demi kesehatan bersama dan peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Setelahnya kembali juga secara kooperatif para Mahasiswa yang kali ini dengan didampingi oleh Pak RT secara langsung menyosialisasikan lagi soal lingkungan sustainable kepada oknum tetangga tadi. Ya, namanya juga usaha, kalau belum berhasil, ya dicoba lagi. Iya, kan.

Foto Rumah Warga pengelola Bank Sampah Asrama Sepinggan Jalan Wirayuda Balikpapan | Dokumen Pribadi
Foto Rumah Warga pengelola Bank Sampah Asrama Sepinggan Jalan Wirayuda Balikpapan | Dokumen Pribadi

Positifnya lagi, dari sini juga akhirnya di kampung saya tinggal yaitu di Asrama Sepinggan Jalan Wirayuda Balikpapan (boleh dicek secara fisik) kini memiliki Bank Sampah disalah satu rumah warga yang bersedia mengelolanya.

Disinilah bank sampah ini menjadi banyak manfaatnya bagi warga sekitar, dari pemilahan sampah kering, plastik, kertas, logam, dan kaca, warga bisa mendapatkan keuntungan komersial. Istilahnya Bank Sampah ini dari warga untuk warga.

Pelan tapi pasti, secara sadar warga di kampung saya sudah mulai menjalani tobat ekologis untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan sustainable. Semoga ini tidak berhenti dan terus berkelanjutan.

Ya, tobat ekologis, dengan artian yang sebenarnya merupakan kesadaran diri bahwa ada kekeliruan dan kesalahan dalam apa yang dilakukan terkait peduli terhadap sesama makhluk hidup dan lingkungan demi kelestarian lingkungan yang sustainable.

Tentu saja tidak ada salahnya kalau kita bersama menerapkan tobat ekologis ini untuk bijak dan bajik dalam memperlakukan sampah kering, plastik, logam, dan kertas serta jenis sampah lainnya ini demi kesehatan bersama, demi keberlanjutan kehidupan antar sesama mahluk, lingkungan, dan untuk Indonesia lestari. 

Kesadaran bersama soal tobat ekologis ini ada pada kita sendiri, oleh karenanya, mari kita semua tobat ekologis untuk Indonesia lestari.

Demikian kiranya artikel ini, semoga bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun