Kemudian saya pun jadi ingat bahwa saya sudah cuti ditambah libur panjang masa saya harus cari alasan untuk bolos nambah libur, kok enggak profesional banget, lagipula kantor pasti sudah membutuhkan saya, akhirnya saya bergegas bangun untuk segera beraktivitas kerja lagi.
Saya harus bertanggung jawab dan komitmen bahwa saya harus segera kembali bekerja, rasa mager segera saya buang, segera siap-siapa kerja, dan cus berangkat deh saya kerja.
Ya, Post holiday blues atau sindrom pasca liburan merupakan kondisi mental yang ditandai dengan perasaan sedih, murung, lelah, dan tidak bersemangat setelah liburan berakhir.
Sepertinya apa yang saya alami tadi, memang bisa melanda siapa saja, dan memang kalau enggak di atasi malah semakin membuat kita kena mental dan berdampak pada kesehatan mental. Maksudnya liburan mau healing atau refreshing, eh malah mental yang jadi kena karena terdampak post holiday blues.Â
Oleh karenanya agar post holiday blues ini tidak melanda, maka ada beberapa hal yang mesti dilakukan, yaitu;
Pertama, meneguhkan prinsip profesionalitas dan tanggung jawab diri dalam mengemban tugas pokok.Â
Ya, seperti halnya saya tadi, karena saya ingat saya memiliki tanggung jawab pekerjaan yang saya emban, maka saya enggak bisa mengakomodir keinginan saya untuk post holiday blues.
Saya segera bangkit dari tempat tidur, keinginan mager saya tolak, dan saya segera bergerak untuk siap-siap bekerja dan melakukan aktivitas-aktivitas lainnya.
Kedua, meneguhkan komitmen kerja.
Ya, maksudnya komitmen di sini kerja adalah bagaimana meneguhkan rasa dan sikap keterikatan yang kuat terhadap organisasi atau perusahaan tempat kita bekerja, baik pada aspek nilai-nilai perusahaan, lingkungan maupun timbal balik yang diberikan oleh organisasi.