Inilah yang dimaksudkan bahwa penyesalan dapat memperdalam makna. Kita jadi lebih meresapi apa yang sudah terjadi untuk kedepan menjadi lebih berdaya guna lagi dan lebih baik dari sebelumnya.
Ya, penyesalan itu memang membuncahkan rasa enggak enak, rasa tidak terima, rasa sedih, rasa tidak suka, rasa menyakitkan, dan rasa enggak nyaman lainnya.
"What we regret the most is typically what matters to us."
"In summary, penyesalan itu enggak enak in the short term."
"Kalau emang mau dirasain kesedihanya, then go for it."
"Enggak apa-apa untuk disesali. Tapi setelah itu pikirkan untuk bagaimana caranya agar penyesalan ini bisa bantu kita buat meningkatkan kualitas keputusan, improve performance, dan juga memahami apa yang sebenarnya bermakna buat kita."
Kita pun bisa sharing atau mengungkapkan atas penyesalan ini kepada orang lain. Setidaknya dengan sharing penyesalan kepada orang lain ini, maka ada rasa saling berbagi dan ada setidaknya yang masih perhatian atas diri kita.
So, what's next?
Dari sebuah penyesalan kita bisa lebih melihat ke dalam diri. Ketika kita menyesal, sering kali kita jahat sama diri kita sendiri. Kita ngatain diri kita kurang, lah. Selalu sial, lah. Atau bahkan kata lain yang mungkin kita enggak enak diomongkan kepada orang lain.Â
Instead, soal penyesalan ini kita diajak buat menormalisasi kesalahan. Salah adalah bagian yang wajar dari menjadi manusia, dan kita pasti menyesal atas tindakan kesalahan tersebut.Â
Namun demikian agar hendaknya dengan penyesalan ini kita semakin menjadi wawas untuk memaafkan diri sendiri. Dari penyesalan ini, kita diajak untuk melihat ke depan. Hal yang kita sesali itu ada di masa lalu dan itu enggak akan bisa diubah.Â