Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini Manfaat Self Coaching dalam Menunjang Karier

30 Oktober 2023   13:25 Diperbarui: 31 Oktober 2023   07:24 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi self coaching dalam menunjang karier | Dokumen foto via freepik.com

Pernah saya bertanya-tanya setiap kali melihat karyawan-karyawan atau pekerja yang kariernya berhasil,"Siapa ya kira-kira mentor yang mengemblengnya, sehingga bisa seberhasil itu?"

Apakah atasannya langsung yang berbaik hati menjadi mentornya, apakah ada mentoring khusus dari pakar-pakar tertentu?

Sebab, kebanyakan yang pada umumnya saya tahu, orang-orang sukses dalam berkarier di dalam lingkungan kerja adalah mereka yang setidaknya memiliki mentor yang mendampingi.

Rata-rata mentornya adalah mereka yang sudah expert di bidang karier yang sama, sering berbagi ilmu dan rajin memberi saran terkait pengembangan dan perkembangan karier.

Sampailah akhirnya saya bertemu salah satu teman kerja yang sukses banget dalam kariernya dan menanyakan apa yang jadi kepenasaran penulis kepadanya.

Ternyata, diluar dugaan saya, bahwa keberhasilannya dalam meniti karier enggak selalu didampingi mentor, tanpa mentor pun bisa! Self coaching bisa diterapkan asalkan punya prinsip.

Tapi, kok bisa ya?

Akhirnya saya berdiskusi dengannya untuk dalam rangaka saya cari tahu gimana sih effort yang dilakukannya, sehingga dia bisa menorehkan keberhasilan meskipun tanpa ada arahan dan bimbingan khusus dari mentor.

Ternyata, teman saya tersebut punya habit yang unik dan konsisten dirinya lakukan untuk memastikan kariernya berada di jalur yang tepat.

Ya, ternyata dirinya menerapkan Self-coaching dengan cara membuat mind map dan refleksi karier secara berkala.

Sebenarnya sih kalau dipikir-pikir simpel banget, tapi ternyata apa yang diterapkanya tersebut jadinya powerfull banget. 

Dari habit ini, ternyata dirinya jadi punya self-awareness yang lebih tinggi dan selalu punya clarity tentang apa yang mau dia target dan dikejar dalam kariernya.

lebih jelasnya ini step-stepnya yang dirinya terangkan kepada saya, maksudnya saya sharing tentunya adalah agar kita saling berbagi wawasan. Siapa tahu mau Anda terapkan.

Pertama, luangkan waktu 5-10 menit untuk refleksi diri.

Pilih waktu dan tempat yang kondusif, dalam refleksi diri ini karena aktivitas ini butuh pemikiran yang mendalam.

Mungkin bisa dilakukan di awal atau akhir hari. Pokoknya pilih waktu yang paling nyaman. Kalau dari saya secara personally, biasanya saya lakukan ini pagi-pagi sebelum memulai pekerjaan.

Tulis dan refleksi. Tulis tantangan yang sedang dihadapi dalam satu kata atau satu frasa. Tulis tepat di tengah kertas, lalu isi sekelilingnya dengan refleksi.

Kita bisa mulai dengan membuat pertanyaan 5W+1H tentang tantangan yang sedang kita hadapi dan jawab sendiri, seperti begini misalnya.

Apa masalah dan tantangan spesifik yang dihadapi?

Siapa saja yang mengalami hal serupa? 

Siapa yang bisa membantu keluar dari situasi ini?

Kapan masalah ini mulai di alami? Adakah momen-momen tertentu yang memicu masalah ini?

Di mana sumber utama masalah ini? Internal atau eksternal?

Kenapa masalah ini terjadi?

Bagaimana proses terjadinya masalah ini?

Lebih lanjut lagi teman saya menyampaikan, kalau lagi merasa enggak ada tantangan yang dihadapi dan malah merasa diam di tempat. Coba mulai dengan jawab pertanyaan yang lainnya seperti misal:

Ilustrasi self coaching dalam menunjang karier | Dokumen foto via freepik.com
Ilustrasi self coaching dalam menunjang karier | Dokumen foto via freepik.com
Apa yang menjadi tujuan karier jangka pendek dan bagaimana caranya align dengan role yang saat ini dijalani?

Skill apa yang belum dimiliki untuk dapat pekerjaan ideal dan bagaimana caranya mendapat itu?

Project apa yang bagus buat karier dan atau project apa yang belum pernah dicoba? Bagaimana caranya biar bisa terlibat?

Intinya tuliskan dan refleksikan secara to do list, sehingga kita bisa mengetahui langkah-langkah apa yang kita terapkan dalam mencari solusi atau tujuan karier.

Kedua, cari sumber pembelajaran di luar sana.

Di step ini, setidaknya sudah mulai punya clarity tentang apa yang akan dihadapi. Jadikan informasi yang didapat sebagai hal yang bisa dicari jawabannya di luar sana.

Lewat youtube misalnya, lewat buku misalnya, kita bisa allocate kurang lebih 10% dari income untuk beli buku yang ada materi pembelajaran yang berkualitas terkait karier yang dijalani.

Final thoughts.

So, dengan begini dengan menerapkan seperti yang disampaikan oleh teman saya, apakah saya dan teman saya anti punya mentor?

Enggak lah, enggak gitu juga, tentu kita tetap butuh punya mentor. Hanya saja, kita enggak mesti harus punya mentor, atau wajib punya mentor buat mencapai perkembangan karier.

Kalau ada langkah bagus untuk self-coaching kenapa tidak, iya kan.

Demikian kiranya penyampaian sederhana ini berdasar saling sharing bareng teman saya, semoga bisa menjadi sarana saling mengisi wawasan.

Artikel ke 171 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun