Nah, disinilah kita support teman kita itu, kita tambal kekurangannya tersebut, kita komitmen untuk tetap memberinya kepercayaan. Dengan lapang hati kita dukung teman kita tersebut.
Ketiga. Jangan berekspektasi lebih, serta pisah dan pilah mana yang personal dan mana yang kaitannya dengan pekerjaan.
Jangan berekspektasi lebih maksudnya disini adalah, jangan mentang-mentang atasan kita adalah teman kita tapi kita memanfaatkan keadaan, berharap privilege atau perlakuan khusus, apa-apa gampang di-acc, apa-apa gampang dinego.
Jelas enggak etis dan enggak bijak kalau begitu. Tentu juga teman kita pasti seiring waktu kedepan akan tahu gelagat-gelagat bahwa dirinya dimanfaatkan.Â
Oleh karenanya enggak usah yang begitu, lebih baik tetap bersikap profesional, lebih elegan jadi pekerja yang "pro player", enggak usah victim, enggak usah bikin "drama-drama".Â
Lebih lanjut juga adalah, kita harus bisa memisahkan dan memilah, mana yang personal dan mana yang kaitannya dengan pekerjaan. Jangan yang personal dikait-kaitkan dengan kerjaan. Jangan kerjaan justru dikaitkan dengan personal.
Kalaupun kita sebagai teman punya circle hubungan yang dekat, jangan diterapkan dikantor, karena hal ini pasti berdampak atas kepemimpinannya dalam teamwork.Â
Lebih bijak kita tetap profesional ketika hubungannya dalam lingkup kantor. Jaga kehormatan teman kita sebagai atasan.
Ya, memang pada awalnya kita akan "baper" dalam menerima kenyataan bahwa akhirnya teman kerja kita satu tim jadi atasan kita. Tapi, haruskah kita terus-terusan begitu.Â
Tentu tidak bijak kalau kita harus baper-sebaper-bapernya!
Jadi gimana menurut kamu?