Kemarin-kemarin kamu masih dengan jabatan yang setingkat dengan teman teamwork, eh enggak tahunya seiring waktu berjalan, teman kamu sudah promosi jadi atasan kamu.
Apakah yang kamu rasakan dan kamu mesti gimana nih?
Ya, apa yang penulis paparkan ini sering terjadi dalam dinamika dunia kerja, penulis pun juga pernah mengalaminya, artinya ini merupakan hal yang relate bagi kita.
Awalnya sih mungkin kita bingung harus bersikap dan mesti gimana, serta berbuat apa terhadap teman kerja kita satu tim yang akhirnya promosi jadi atasan kita tersebut.
Apakah mengambil sikap biasa saja seperti biasanya sebagai teman, ataukah perlu bersikap lebih hormat karena sekarang teman kerja kita tersebut jadi atasan kita?
Apalagi nih, waktu sebelum teman kita jadi atasan kita tersebut, kita sama-sama bersaing untuk mendapatkan tempat tersebut. Akan tetapi kenyataannya, kita kalah bersaing.
Rasa kecewa dan enggak terima, kenapa justru teman kita yang promosi jabatan, bukannya kita, pasti ada.
Rasa enggak terima dipimpin teman kita pasti ada. Tapi, itu wajar kok.
Namun tentunya, kita tidak boleh terlarut "sebaper" itu, karena apa?
Ya terang saja kita harus bisa bersikap profesional, matang dan dewasa menerimanya.
Menerima kenyataan dan mengakui secara bijak, bahwa teman kerja satu tim kita sudah jadi atasan kita memang tidaklah gampang, tapi tentunya kita harus menyadari dengan bijak apa yang jadi kenyataan ini.
Nah, berkaitan dengan itu, agar dapat selalu menjaga hubungan baik dengan teman kita tersebut dan menerimanya sebagai atasan kita tanpa mengorbankan perasaan.
Maka ada beberapa hal yang setidaknya bisa penulis sarankan terkait apa yang penulis paparkan ini, seperti di antaranya yaitu;
Pertama. Mengambil sikap menerima dan menyadari realita, bahwa situasi telah berbeda, tidak lagi seperti sebelumnya.
Meski kita berteman dan rekan satu tim, tapi dengan perubahan status teman kita jadi atasan kita, maka interaksi yang kita bangun harus kita ubah. Ini karena situasi sudah berubah dan berbeda.
Sebab, meski masih dalam satu tim, tapi karena teman kita sudah jadi atasan kita, maka dirinya pasti akan membuat boundaries atau batasan. Hal ini tentunya sebagai bentuk objektifitas atau tidak berpihak ketika dirinya memberi feedback.
Oleh karenanya, meski kita masih satu circle sebagai teman, tapi kita harus tahu diri dan tahu menempatkan diri serta menyadari situasinya sudah berbeda.
Harus menyadari bahwa teman kita telah jadi atasan kita. Sehingga jadi tahu, bagaimana memperlakukannya sebagai atasan dan tahu berperilaku dimana sebagai teman.
Kedua. Memberi support dan kepercayaan yang profesional.
Ya, maksudnya disini, selama kita berteman dalam teamwork, tentu setidaknya kita tahu bagaimana karakternya, kebiasaannya, maupun style-nya. Jadi kita pun tahu apa-apa yang kira-kira jadi kekurangannya.
Nah, disinilah kita support teman kita itu, kita tambal kekurangannya tersebut, kita komitmen untuk tetap memberinya kepercayaan. Dengan lapang hati kita dukung teman kita tersebut.
Ketiga. Jangan berekspektasi lebih, serta pisah dan pilah mana yang personal dan mana yang kaitannya dengan pekerjaan.
Jangan berekspektasi lebih maksudnya disini adalah, jangan mentang-mentang atasan kita adalah teman kita tapi kita memanfaatkan keadaan, berharap privilege atau perlakuan khusus, apa-apa gampang di-acc, apa-apa gampang dinego.
Jelas enggak etis dan enggak bijak kalau begitu. Tentu juga teman kita pasti seiring waktu kedepan akan tahu gelagat-gelagat bahwa dirinya dimanfaatkan.
Oleh karenanya enggak usah yang begitu, lebih baik tetap bersikap profesional, lebih elegan jadi pekerja yang "pro player", enggak usah victim, enggak usah bikin "drama-drama".
Lebih lanjut juga adalah, kita harus bisa memisahkan dan memilah, mana yang personal dan mana yang kaitannya dengan pekerjaan. Jangan yang personal dikait-kaitkan dengan kerjaan. Jangan kerjaan justru dikaitkan dengan personal.
Kalaupun kita sebagai teman punya circle hubungan yang dekat, jangan diterapkan dikantor, karena hal ini pasti berdampak atas kepemimpinannya dalam teamwork.
Lebih bijak kita tetap profesional ketika hubungannya dalam lingkup kantor. Jaga kehormatan teman kita sebagai atasan.
Ya, memang pada awalnya kita akan "baper" dalam menerima kenyataan bahwa akhirnya teman kerja kita satu tim jadi atasan kita. Tapi, haruskah kita terus-terusan begitu.
Tentu tidak bijak kalau kita harus baper-sebaper-bapernya!
Jadi gimana menurut kamu?
Apakah kamu mau menerapkan apa yang sudah penulis lakukan?
Atau kamu malah mengakomodir kebaperan?
Demikian artikel ini, semoga dapat bermanfaat
Artikel ke 170 tahun 2023.
Suatu Kehormatan untuk kedua kalinya masuk Nominasi Kompasiana Award. Ajang Anugerah Award Penulis Kompasiana. Kami Mohon Doa Restu Vote Sigit Eka Pribadi untuk BEST IN SPECIFIC INTEREST di Kompasiana Award 2023! Klik di sini untuk vote:
https://kompasianival.kompasiana.com/voting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H