Dinamika kerja itu sudah dinamis, kadang bawahan pun sudah terdampak akibat dinamika kerja yang kerap unpredictable tersebut.
Eh ternyata leader-nya juga unpredictable bahkan inkonsisten. Kerap mengubah keputusan atau membuat kebijakan didetik-detik akhir tanpa kejelasan dan penjelasan. Arahan kerap berubah dalam last minute bahkan lagi deadline sering mendadak.
Jadi, hilangkan perilaku tersebut. Jangan membuat bawahan jadi ketambahan beban dan malahnya stres. Leader jangan inkonsisten terhadap apa yang diputuskan, jangan saat didetik-detik akhir atau last minute yang harusnya sudah timmingnya dijalankan eh malah berubah arah.
4. Perilaku emosi yang enggak stabil.
Maksudnya disini adalah, leader yang kerap emosinya berubah begitu cepat. Sebentar-sebentar berubah marah, sebentar-sebentar berubah pasif, sebentar-sebentar agresif, sebentar tenang eh habis itu berubah lagi.
Yang begini ini ya jelas bikin bawahan bingung, apa sih maunya bos ini, begini marah, begitu salah, selalu enggak ada benarnya. Ujungnya bawahan jadi stres.
Jadi, agar dapatnya soal emosional ini, maka leader harus bisa menatanya dengan bijak. Leader harus mampu menunjukan kualitas emosi yang stabil kepada para bawahan.
5. Perilaku enggak perduli perasan bawahan.
Ya, leader kerap fokus memberi tekanan kepada bawahan dan menekankan kepada performa bawahan tapi enggak perduli dengan well-being bawahan.
Jadi dalam hal ini, adalah penting untuk leader membangun empati dan memoles habbit yang tenang dalam team work. Jangan jadi leader yang enggak berperasaan. Karena pasti akan ditinggal follower atau enggak akan dianggap oleh bawahan.
Bisa sih bawahan masih menuruti, tapi pastinya akan setengah hati atau enggak ikhlas. Dan pastinya kalau kerjaan itu dilakukan setengah hati dan enggak ikhlas, kinerja dan hasilnya pasti buruk.