Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

10 Tipe Difficult People dalam Teamwork dan Solusi Mengatasinya

4 Oktober 2023   10:46 Diperbarui: 8 Oktober 2023   10:01 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar tipikal rekan kerja yang difficul people | Dokumen Foto Via Freepik.com

Dinamika kerja dalam teamwork memanglah dinamis. Ada berbagai jenis atau tipikal masing-masing anggota tim yang mewarnai, termasuk ada yang difficult people, sehingga kerap kali berdampak pada soliditas teamwork.

Tentu saja kalau ada anggota yang bertipikal difficult people dalam tim ini tapi tidak ditangani dengan bijak, maka inilah kedepan yang akan membuat teamwork tidak kondusif dan bakal pecah jadi blok-blokan.

Oleh karenanya dalam hal ini diperlukan solusi untuk menanganinya atau mengatasinya baik itu sesama rekan maupun oleh team leader, dan tentu saja dalam hal ini yang paling wajib adalah team leader.

Nah, disini penulis memaparkan kira-kira ada 10 tipikal difficult people dalam teamwork dan termasuk bagaimana solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasinya diantaranya yaitu;

1. Tipe paling sok tahu atau The Know It Al.

Anggota tim ini adalah bertipikal selalu serba tahu dalam tim, terkadang sok tahu padahal "omdo" tambahnya lagi enggak bisa didebat, enggak bisa dikritik, enggak mau kalah, dan merasa paling benar.

Tipikal seperti ini kalau enggak diatasi, mereka akan membenarkan dominasinya dan lebih individual serta merasa paling harus dituruti dalam kerja secara teamwork, padahal yang namanya kerja tim itu tidak bisa seperti itu.

Nah, solusi untuk mengatasinya adalah, sadarkan mereka dengan membuktikan data dan fakta terkait apa yang diomongkannya, beberkan bahwa apa yang diketahuinya masih harus didukung fakta dan data yang valid, sehingga disinilah Anda harus mengerem tindakannya dengan menunjukan data dan fakta tersebut.

2. Tipe penginterupsi ulung atau The Interrupter.

Anggota tim ini adalah bertipikal paling enggan mendengarkan pendapat orang lain. Bila Anda mengemukakan saran dan pendapat misalnya, maka mereka selalu melakukan interupsi untuk mendebat bahwa opininyalah yang paling benar.

Termasuk juga adalah, suka menyela atau memotong pembicaraan yang lainnya dan langsung nyerocos dalam rangka misi membenarkan apa yang jadi opininya sebagai yang paling penting.

Satu-satunya solusi untuk mengatasinya dan menyadarkannya adalah menegurnya bahwa dirinya harus menghargai orang lain saat orang lain berbicara dan mengemukakan pendapat. 

Serta harus ditegaskan setiap anggota teamwork punya kesempatan sama mengemukakan pendapat sampai selesai, sehingga harus beretika, dilarang memotong atau menyela sebelum tuntas.

Ilustrasi gambar tipikal rekan kerja yang difficul people | Dokumen Foto Via Freepik.com
Ilustrasi gambar tipikal rekan kerja yang difficul people | Dokumen Foto Via Freepik.com

3. Tipe Pengabai terhadap orang lain atau The Ignorrer.

Anggota tim ini adalah orang yang terlalu pemilih dalam berkomunikasi, mereka yang hanya mau berkomunikasi dengan orang-orang yang dianggapnya paling sejalan dengan karakternya atau setipe dengannya yang tidak setipe diabaikannya.

Termasuk juga adalah, menganggap orang lain tidak relevan kalau bukan satu "aliran" alias kalau menurutnya enggak bisa "bestian" orang tersebut bakal dijauhi, atau malah di jelek-jelekan.

Solusi untuk mengatasinya adalah, buka komunikasi lebih dahulu kepadanya dan ajak dirinya berkolaborasi dengan orang-orang yang tidak dianggapnya. Dengan begini akan dapat mengedukasinya untuk menyadari bahwa komunikasi dan saling menghargai dalam teamwork itu penting.

4. Tipe paling kelihatan sibuk/pura-pura sibuk atau The Busiest.

Anggota tim ini adalah orang yang sok kelihatan paling sibuk kerja ketika dilihat boss atau atasan, padahal habis itu dia biasa saja, cari muka ketika ada orang yang dianggapnya penting di kantor dengan cara pura-pura sibuk kerja.

Dalam hal ini memang team leader-lah yang harus peka untuk melihat apasih yang dikerjakannya atau dalam artian cek tindak tanduknya, benarkah sesuai kenyataan yang dipertontonkannya. Benarkah sesibuk yang diperlihatkannya.

5. Tipe ingin selalu jadi perhatian atau The Primadona.

Anggota tim ini adalah orang yang berkeinginan agar dirinya selalu jadi primadona dalam teamwork, dengan berbagai cara dia akan menjadikan dirinya jadi pusat perhatian dalam teamwork, sehingga dampaknya adalah mendistraksi yang lainnya.

Solusinya adalah, memberikan edukasi yang baik bahwa tidak perlu jadi primadona dalam teamwork, sebab setiap masing-masing anggota dalam teamwork ada yang memperhatikan untuk menilai mutu dan kualitas.

6. Tipe merasa paling berperan dibanding yang lain atau The Work Martyr.

Anggota tim seperti ini adalah orang yang selalu menempatkan dirinyalah yang paling berperan dari yang lainnya dalam teamwork. Apa yang Anda kerjakan dalam teamwork akan selalu dianggap tidak sebanding dengan apa yang dikerjakannya, padahal setiap job desc dalam teamwork itu ada beban kerja dan porsinya masing-masing serta ada pihak yang menilai.

Dalam hal ini, agar dapatnya team leader bertindak dengan cara memberikan apresiasi kinerja tim secara keseluruhan, paparkan bahwa setiap anggota tim punya peran penting, tidak ada yang paling penting karena semua penting dan saling berhubungan.

7. Tipe pengeluh atau The Whiner.

Anggota tim seperti ini akan selalu mengeluhkan apapun kondisi yang dikerjakannya dalam teamwork. Dia selalu merasa terzolimi atau merasa paling menderita sedunia.

Untuk menanganinya adalah, berikan kesadaran padanya bahwa setiap anggota dalam teamwork punya bakat dan potensinya masing-masing, setiap anggota punya peran yang sama pentingnya dalam teamwork.

8. Tipe pengajak sealiran untuk menyerah dan mengeluh atau The Negativity Spreader.

Anggota tim seperti ini adalah orang yang akan selalu mencari pengikut lalu mengendalikannya dan mempengaruhinya agar satu aliran dengannya untuk selalu menyerah kalah dengan keadaan dan mengeluhkan keadaan.

Solusinya adalah, agar dapatnya team leader memberikan perhatian khusus padanya untuk one on one atau face to face dalam rangka mengungkapkan apa yang menjadi ketidak nyamanannya dalam teamwork. Sehingga dapat mengembalikan performanya sesuai job desc.

9. Tipe merasa "pemain bintang" atau The Superstar.

Anggota seperti ini akan selalu ingin dimaklumi terkait apapun hasil kerjanya karena merasa dirinya adalah ujung tombak atau "pemain bintang" dan merasa dianak emaskan dalam teamwork. 

Padahal hasil kerjanya kurang bagus dan ada kesalahan serta perlu dievaluasi misalnya, tapi karena merasa superstar dan jadi anak emas tadi, eh dia merasa apa yang dilakukannya dapat dimaklumi atau melakukan pembenaran atas suatu kesalahannya.

Solusi yang bisa diterapkan adalah, team leader harus memberikan arahan bijak, meskipun perannya adalah ujung tombak teamwork tapi kesemuanya adalah berkat dukungan seluruh tim, tidak boleh mentang-mentang, kalaupun ada yang perlu dievaluasi maka harus diterima.

10. Tipe pelanggar tapal batas ranah pribadi orang lain atau The Boundary Crosser.

Anggota seperti ini adalah orang yang suka melanggar apa yang menjadi ranah pribadi anggota tim yang lainnya, apa yang dilakukannya menjurus untuk kepo dan mencampuri ranah pribadi orang lain.

Solusi yang bisa diterapkan adalah dengan tegas menegurnya agar jangan mencampuri ranah pribadi orang lain, setiap orang punya privasi yang tidak boleh diganggu olehnya. Dengan begitu, setidaknya tindakan ini akan memberikan kesadaran padanya untuk evaluatif.

Nah, inilah yang dapat penulis bagikan mengenai 10 tipe difficult people dalam teamwork dan termasuk juga bagaimana solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasinya.

Bagaimana dalam teamwork anda? Apakah ada rekan kerja anda yang bertipikal seperti diatas? Kalau ada coba terapkan apa yang penulis sarankan tersebut.

Demikian artikel ini semoga dapat bermanfaat.

Artikel ke 161 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun